Sunday, December 1, 2019

KISAH WANITA TUA YANG BERBICARA MENGGUNAKAN AYAT AL-QURAN


Berkata Abdullah bin Mubarak:

Ketika saya berada di suatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian hitam yang dibuat dari bulu.... Ia adalah seorang ibu yang sudah TUA.... Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya.... Terjadilah dialog dengannya beberapa minit....

Dalam dialog tersebut wanita tua itu, setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an.... Walaupun jawapannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan kepadanya....

Abdullah : “Assalamu’alaikum warahmatu Allahiwabarakaatuh....”

Wanita tua : Ucapan salam sejahtera dari Tuhan Yang Maha Mengasihani. (Yaa Siin 58)

Abdullah : Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?”

Wanita tua : Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya. (Al-A’raaf 186)

Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan....

Abdullah : “Kemana anda hendak pergi?”

Wanita tua : Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu malam dari Masjid Al-Haraam (di Makkah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin). (Al-Israa’ 1)

Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendak menuju ke masjidil Aqsa....

Abdullah : “Sudah berapa lama anda berada di sini?”

Wanita tua : Selama tiga malam dalam keadaan sihat. (Maryam 10)

Abdullah : “Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?”

Wanita tua : Dialah Allah pemberi aku makan dan minum. (Asy-Syu’araa’ 79)

Abdullah : “Dengan apa anda melakukan wudhu?”

Wanita tua : Bila tiada air maka hendaklah kamu bertayamum dengan tanah, debu yang bersih. (Al Maaidah 6)

Abdulah : “Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya?”

Wanita tua : Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam, maghrib. (Al- Baqarah 187)

Abdullah : “Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?”

Wanita tua : Dan berpuasa itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. (Al- Baqarah 184)

Abdullah : “Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?”

Wanita tua : Tiada satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada Raqib Atid. (Qaaf 18)

Abdullah : “Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap seperti itu?”

Wanita tua : Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan. (Al-Israa’ 36)

Abdullah : “Saya telah berbuat salah, maafkan saya....”

Wanita tua : Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah telah mengampuni kamu dan Dia lah jua Yang Maha Mengasihani daripada segala yang lain yang mengasihani. (Yusuf 92)

Abdullah : “Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini untuk melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang di depan.”

Wanita tua : Dan apa jua kebaikan yang kamu kerjakan adalah diketahui oleh Allah. (Al-Baqarah 197)

Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata :

Wanita tua : Katakanlah pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka. (An-Nuur 30)

Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilakan ia mengendarai untaku.... Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya, karena unta itu terlalu tinggi baginya.... Wanita itu berucap lagi....

Wanita tua : Apa saja yang menimpa kamu disebabkan perbuatanmu sendiri. (Asy-Syuura 30)

Selesai mengikat unta itu saya pun mempersilahkan wanita tua itu naik....

Wanita tua : Maha Suci Tuhan yang telah memudahkan kenderaan ini untuk kami, sedang kami sebelum itu tidak terdaya menguasainya , Dan sesungguhnya kepada Tuhan kamilah, kami akan kembali. (Az-Zukhruf 13-14)

Saya pun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat kencang. Wanita tua itu berkata lagi.

Wanita tua : Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu. (Luqman 19)

Lalu aku jadikan unta itu jalan dengan perlahan, sambil mendendangkan beberapa syair..

Wanita tua : Bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur’an. (Al-Muzzammil 20)

Abdullah : “Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak.”

Wanita tua : Dan tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu. (Al- Baqarah 269)

Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya.

Abdullah : “Apakah anda mempunyai suami?”

Wanita tua : Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan menyusahkanmu. (Al Maaidah 101)

Maka aku senyap seketika sehingga berjumpa dengan kafilah di depan kami.

Abdullah : “Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?”

Wanita tua : Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia. (Al-Kahf 46)

Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.

Abdullah : “Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?”

Wanita tua : Dengan tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk. (Al-Nahl 16)

Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan ibadah haji mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua ini saya menuju perkemahan.

Abdullah : “Adakah kamu kenal orang yang berada dalam kemah ini?”

Wanita tua : Kami jadikan ibrahim itu sebagai yang nabi yang dikasihi. (An-Nisaa’ 125), Dan Allah berkata-kata kepada Musa. (An-Nisaa’ 164), Wahai Yahya pelajarilah kitab itu bersungguh-sungguh. (Maryam 12)

Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka keluarlah anak-anak muda yang bernama tersebut.... Wajah mereka tampan dan ceria, seperti bulan yang baru muncul.... Setelah tiga anak ini datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanita itu....

Wanita tua : Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota dengan membawa wang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik agar ia membawa makanan itu untukmu. (Al-Kahf 19)

Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata :

Wanita tua : Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu.(Al-Haaqqah 24)

Abdullah : “Makanlah kalian semuanya makanan ini.... Aku belum akan memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya....”

Ketiga anak muda ini secara serempak berkata :

“Beliau adalah orang tua kami.... Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an, hanya karena bimbang tersalah bicara....”

Lalu Abdullah bin Mubarak berkata Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya dan berkata:

Yang demikian ialah limpah kurnia Allah, diberikanNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya; dan Allah sememangnya mempunyai limpah kurnia yang besar. (Al-Hadiid 21)
___________________________________________________

Ya Allah! Selama bertahun-tahun diri ini mengguna lidah pemberian-Mu dalam berkata-kata hal yang bukan menjadi urusan hamba-Mu ini, dan telah banyak lidah ini disalah gunakan, maka hamba-Mu ini memohon keampunan dari-Mu serta buatkanlah sekalian orang yang pernah hamba-Mu ini sakiti hati mereka menggunakan lidah ini berkenan memaafkan segala keceluparan lidah hamba-Mu ini, dan permudahkan hamba-Mu ini bertaubat dari segala dosa, sama ada kecil mahupun besar, serta tunjukilah hamba-Mu ini jalan yang Engkau redhai, permudahkanlah untuk diri hamba-Mu ini beramal atas ilmu yang diketahuinya, berikanlah hamba-Mu ini kefahaman serta tambahilah pengetahuan apa yang hamba-Mu ini belum ketahui dan tetapkan atas hamba-Mu ini Istiqamah dalam beramal soleh serta tetapkanlah hati hamba-Mu ini untuk selalu mengingati-Mu, Aamiin Aamiin Ya Rabbal Alaamiin....

Kredit: Hamba Yang Derhaka

#QalamFaqirMajnun #TitianPerjalanan
#AlastuBirabbikum #QaluBalaShahidna
#CintaItuNikmat #KulluNafsinZaikatulMaut

Monday, August 5, 2019

1001 Satu Hikmah Ayat Al Quran



Fadhilat Ayat Al Quran

1. Surah Al-Fatihah
-Penawar segala penyakit
-Menghilangkan kesakitan
-Penawar darah gemuruh, was-was dan lain-lain
-Pembuka Ikatan
-Penawar sakit mata
-Penawar sakit telinga
-Menghilangkan rasa lapar
-Penyembuh Luka
-Penerang hati
-Penawar Angin Ahmar, Stroke dan lain-lain
-Mendapatkan zuriat, pangkat dan lain-lain
-Segala hajat
-Penunduk orang zalim
-Sakit gigi
-Penawar Mujarab
-Pendinding
-Murah rezeki
-Selamat dalam perjalanan
-Kaya
-Kata Al-’Arif Billah Syeikh Ahmad Rifa’i

1.1Khasiat Ayat Pertama
-Ditunaikan hajat
-Sebelum tidur
-Orang zalim
-Penyembuhan
-Murah rezeki
-Penerang hati
-Selamat daripada keguguran
-Menyuburkan tanaman
-Mengumpan Ikan
-Perlindungan dan pelaris
-Doa Musafir
-Doa makan bersama orang-orang yang berpenyakit
-Penolak bala
-Doa penolak bala

1.2 Khasiat Ayat Kedua
-Pendinding
-Sakit gigi
-Pengasih

1.3 Khasiat Ayat Ketiga
-Menghadapi orang zalim
-Kerasukan
-Penawar
-Zuriat
-Penyubur Tanaman
-Pembungkam
-Lembut hati

1.4 Khasiat Ayat Keempat
-Perlindungan daripada bala, wabak dan lain-lain

1.5Khasiat Ayat Kelima
-Subur tanaman
-Menghadapi binatang liar dan orang jahat
-Temuduga, peperangan dan lain-lain

1.6Khasiat Ayat Keenam
-Orang zalim
-Lupa

1.7Khasiat Ayat Ketujuh
-Sesat
-Lapar dahaga
-Menghadapi musuh
-Penyejuk

2. Surah Al-Baqarah-Sabda Rasulullah s.a.w

2.1 Khasiat Ayat 1-5 -Penerang hati, menguatkan keyakinan
2.2 Khasiat Ayat 25   -Subur tanaman
2.3 Khasiat Ayat 70   -Mendapat yang terbaik
2.4 Khasiat Ayat 102 -Gila dan Sihir
2.5 Khasiat Ayat 125 -Bangun pada waktu yang dikehendaki
2.6 Khasiat Ayat 127 -Penawar Buasir dan menghentikan darah
2.7 Khasiat Ayat 138 -Bercelak
2.8 Khasiat Ayat 144 -Penawar Herot Muka (Stroke)
2.9 Khasiat Ayat 148 -Kecurian
2.10Khasiat Ayat 164-Menghafal
2.11Khasiat Ayat 201-Menghadapi bala. isteri solehah
2.12Khasiat Ayat 243-Menjaga makanan

2.13Khasiat Ayat 255  (Ayatul Kursi)

-Sabda Rasulullah s.a.w
-Segala kebaikan
-Penawar gila
-Mimpi buruk
-Musafir
-Menghilangkan kahak
-Menghadapi kezaliman
-Penerang hati
-Doa Malaikat
-Digeruni dan Disegani
-Perlindungan dan murah rezeki
-Kota ayat Al-Kursi
-Kaya
-Menghadapi Bala dan Malapetaka
-Sabda Nabi s.a.w
-Segala hajat
-Menghapuskan rasa cinta

2.14 Khasiat Ayat 285-286   -Sabda Rasulullah s.a.w

3. Surah Ali-Imran   -Sabda Rasulullah s.a.w -Mendapat zuriat

3.1 Khasiat Ayat 1-4  -Pendinding -Kebahagiaan dan segala hajat
3.2 Khasiat Ayat 8     -Husnul Khatimah
3.3 Khasiat Ayat 9     -Mengembalikan barang yang hilang
3.4 Khasiat Ayat 7-9  -Kecerdikan luar biasa
3.5 Khasiat Ayat 14   -Pengasih
3.6 Khasiat Ayat 26-27 -Luas rezeki -Karamah -Segala hajat
3.7 Khasiat Ayat 35-37 -Perlindungan kepada perempuan hamil -Pelaris
3.8 Khasiat Ayat 73-74 -Pelaris dan meminang
3.9 Khasiat Ayat 83   -Menghadapi binatang buas, liar dan orang zalim
3.10Khasiat Ayat 103-104  -Pengasih dan Pelembut Hati
3.11Khasiat Ayat 111-112   -Menghadapi musuh
3.12Khasiat Ayat 134-136   -Pelindung dari kejahatan
3.13 Khasiat Ayat 144         -Menghentikan darah
3.14 Khasiat Ayat 146-148  -Menghilangkan kesedihan ketika menghadapi musibah
3.15 Khasiat Ayat 169-171  -Penerang hati dan mendapat taufiq
3.16 Khasiat Ayat 173-174  -Menghadapi musuh  -Pengasih
3.17 Khasiat Ayat 190-194  -Teguh Iman -Qiamullail
3.18 Khasiat Ayat 200          -Isteri derhaka, anak degil, binatang liar

4. Surah An-Nisa’      -Faedah Umum Surah An-Nisa’
4.1 Khasiat Ayat 75   -Perlindungan dari kejahatan
4.2 Khasiat Ayat 148-149-Terjaga dari diumpat dan dikeji
4.3 Khasiat Ayat 174-175-Menang berhujah

 5. Surah Al-Maidah  -Aman dari kecurian -Hilang dahaga
5.1 Khasiat Ayat 7         -Penawar was-was
5.2 Khasiat Akhir Ayat 18 dan Ayat 20-21 -Menjadi seorang yang penyabar dan Qana’ah
5.3 Khasiat Ayat 63   -Membubarkan perhimpunan maksiat
5.4 Khasiat Ayat 89-101 -Penawar berdusta
5.5 Khasiat Ayat 112-114 -Murah rezeki dan pelbagai hajat

6. Surah Al-An’am      -Perlindungan
6.1 Khasiat Ayat 1-3  -Penawar pelbagai jenis penyakit
6.2 Khasiat Ayat 13   -Penawar sakit / pening kepala
6.3 Khasiat Ayat 17-18 -Penawar sakit dada -Dukacita, kecewa
6.4 Khasiat Ayat 59   -Menghadapi masalah
6.5 Khasiat Ayat 63-64         -Ombak besar, angin kencang
6.6 Khasiat Ayat 75-79         -Fasih berpidato
6.7 Khasiat Ayat 95   -Subur tanaman
6.8 Khasiat Ayat 96-97 -Belayar dengan selamat
6.9 Khasiat Ayat 99   -Perigi yang berkat
6.10 Khasiat Ayat 103  -Meredakan angin ribut taufan -selusuh
6.11 Khasiat Ayat 122          -Pengasih dan pendamai -Pembungkam Ular
6.12 Khasiat Ayat 141 -Subur tanaman -Pelindung haiwan
6.13 Khasiat Ayat 160-162
-Selamat dari penipuan
-Penawar penyakit dalaman
-Penawar sakit mata

7. Surah Al-A’raf
7.1 Khasiat Ayat 1-3 -Akhlak yang baik
7.2 Khasiat Ayat 10   -Rezeki yang melimpah
7.3 Khasiat Ayat 26   -Mendapat taufiq
7.4 Khasiat Ayat 31   -Aman dari sihir
7.5 Khasiat Ayat 43   -Kasih sayang
7.6 Khasiat Ayat 47   -Aman dari kezaliman
7.7 Khasiat Ayat 54-56         -Aman dari sihir dan makhluk halus
7.8 Khasiat Ayat 97-99         -Terpelihara daripada serangga perosak
7.9 Khasiat Ayat 154 -Menghilangkan kemarahan
7.10 Khasiat Ayat 171          -Menghafal Ilmu
7.11 Khasiat Ayat 200-201-Menghilangkan was-was

8. Surah Al-Anfal
8.1 Khasiat Ayat 2     -Lembut hati
8.2 Khasiat Ayat 10   -Ketenangan dan kemenangan
8.3 Khasiat Ayat 62   -Hebat dan pengasih
8.4 Khasiat Ayat 66   -Berjaya dalam semua lapangan hidup

9. Surah At-Taubah2         -Mencapai hakikat Iman
-Perlindungan dari kecurian
9.1 Khasiat Ayat 32-33     -Penunduk
9.2 Khasiat Ayat 46   -Mengembalikan barang yang hilang
9.3 Khasiat Ayat 51   -Menghadapi bala
9.4 Khasiat Ayat 111 -Pelaris
9.5 Khasiat Ayat 128-129-Husnul Khatimah

10. Surah Saidina Yunus a.s
10.1 Khasiat Ayat 1-3           -Pangkat yang tinggi
10.2 Khasiat Ayat 12 -Minyak urut
10.3 Khasiat Ayat 31 -Selusuh, sakit telinga, murah rezeki
10.4 Khasiat Ayat 57-58       -Darah gemuruh
10.5 Khasiat Ayat 64 -Terhindar dari mimpi buruk
10.6 Khasiat Ayat 80-81       -Membatalkan sihir

11. Surah Saidina Hud a.s-Mendapat kehebatan, ketenangan dan ketenteraman
-Hati yang cekal
11.1 Khasiat Ayat 1-4  -Penerang hati
11.2 Khasiat Ayat 41 -Aman dari karam dan ribut taufan
11.3Khasiat Ayat 56  -Penunduk
-Menghadapi masalah
-Terpelihara dari wabak penyakit
11.4 Khasiat Ayat 112-113-Ketetapan hati

12. Surah Saidina Yusuf a.s          -Murah rezeki, pangkat tinggi
12.1 Khasiat Ayat 54-56                   -Mendapat kerja
12.2Khasiat Akhir Ayat 64   -Pendinding dan kebahagiaan hidup
12.3 Khasiat Akhir Ayat 68  -Temuduga
12.4 Khasiat Akhir Ayat 99-100      -Menghadapi kesusahan
12.5 Khasiat Ayat 101                      -Anak soleh

13. Surah Ar-Ra’d               -Pemerintah zalim -Membubar maksiat
13.1 Khasiat Ayat 1-3                       -Tumpuan ramai
13.2 Khasiat Ayat 13             -Aman dari petir
13.3 Khasiat Ayat 17-18                   -Impian menjadi kenyataan
13.4 Khasiat Ayat 18-25                   -Membinasakan orang zalim
13.5 Khasiat Ayat 28             -Penawar sakit jantung

14. Surah Saidina Ibrahim a.s     -Penawar kanak-kanak
14.1 Khasiat Ayat 1-4        -Kecerdikan dan kefasihan
14.2 Khasiat Ayat 12 -Penawar hati
-Mengubati orang yang disihir
-Aman dari gangguan nyamuk
14.3Khasiat Ayat 17  -Selusuh
14.4Khasiat Ayat 19-20        -Penawar was-was
14.5 Khasiat Ayat 24 -Berkat tanaman
14.6 Khasiat Ayat 27 -Istiqamah dalam ibadah
14.7 Khasiat Ayat 32-34       -Murah rezeki -Anak yang baik

15. Surah Al-Hijr     -Susu ibu yang berkat -Pelaris
15.1 Khasiat ayat 9
-Perlindungan dari segala bala
-Pelaris perniagaan
15.2 Khasiat ayat 16-17       -Mendapat pangkat yang tinggi disisi raja-raja

16. Surah An-Nahl
-Terpelihara dari musuh tanaman
-Membinasakan orang zalim
16.1 Khasiat ayat 1   -Penawar gelojoh, gopoh-gapah
16.2 Khasiat ayat 14 -Amalan para nelayan
16.3 Khasiat ayat 91 -Mungkir janji
16.4 Khasiat ayat 108           -Perlindungan dari diejek
16.5Khasiat ayat 126-128-Kandungan selamat

17. Surah Al-Isra’
-Supaya tembakan tepat
-Supaya fasih bercakap
-Gagap
17.1Khasiat ayat 23-24        -Supaya menjadi anak soleh
17.2Khasiat ayat 45-46        -Terpelihara dari gangguan jin
17.3Khasiat ayat 80  -Kemuliaan, menghadapi temuduga
17.4Khasiat ayat 82  -Penawar penyakit zahir dan batin
17.5Khasiat ayat 105-106-Menghilangkan was-was dan khayalan-khayalan yang karut
17.6Khasiat ayat 110            -Supaya rajin solat dan beribadah
17.7 Khasiat ayat 111           -Kegembiraan dan keamanan

18. Surah Al-Kahfi
-Bersyukur dan murah rezeki
-Perlindungan dan keberkatan
18.1 Khasiat ayat 1-5            -Rumah yang makmur lagi berkat
18.2Khasiat ayat 10  -Soleh dan taat beribadah
18.3Khasiat ayat 11 dan ayat 18     -Supaya tidur lena
18.4Khasiat ayat 39  -Murah rezeki, perlindungan, mendapat segala hajat
18.5Khasiat ayat 82  -Untuk mengetahui benda-benda yang tersembunyi
18.6Khasiat ayat 107-110-Untuk mengetahui berita orang yang hilang
-Penggerak tidur

19. Surah Saidatina Maryam a.s
-Kebaikan, keberkatan dan keamanan
19.1 Khasiat ayat 1
-Menghilangkan dukacita
-Aman dari kezaliman
19.2 Khasiat ayat 5-15          -Mendapatkan zuriat
19.3Khasiat ayat 25-26        -Subur tanaman
19.4Khasiat ayat 56-57        -Pangkat dan pengasih
19.5Khasiat ayat 83  -Membinasakan orang zalim

20. Surah Toha                      -Pinangan tidak ditolak -Bertemu jodoh
20.1 Khasiat ayat 1-8            -Pengasih
20.2 Khasiat ayat 25-28       -Kecerdikan luar biasa
20.3Khasiat ayat 105-107  -Ubat jerawat. bisul dan lain-lain
20.4Khasiat ayat 108-112           -Kanak-kanak menangis -Penunduk
20.5Khasiat ayat 131-132    -1001 hajat

21. Surah Al-Anbiya’          -Penawar ketakutan
21.1Khasiat ayat 25-29        -Membinasakan orang-orang zalim
21.2Khasiat ayat 30  -Selusuh
21.3Khasiat ayat 69  -Memadamkan kepanasan
21.4Khasiat ayat 79  -Penerang hati
21.5Khasiat ayat 83  -Penyembuhan dan kebahagiaan
21.6Khasiat ayat 87  -Segala hajat
21.7Khasiat ayat 89  -Zuriat yang soleh
21.8Khasiat ayat 91-93        -Melindungi bayi dalam kandungan
21.9 Khasiat ayat 96 -Kemenangan

22. Surah Al-Hajj     -Membinasakan musuh
22.1 Khasiat ayat 27         -Pengasih
22.2 Khasiat ayat 73-74       -Melemahkan musuh

23. Surah Al-Mu’minun    -Taufiq untuk bertambat
23.1 Khasiat ayat 12-14       -Pengasih dan zuriat
23.2 Khasiat ayat 28-29       -Aman dari segala bala dan murah rezeki
23.3 Khasiat ayat 63-65       -Membinasakan orang yang zalim
23.4 Khasiat ayat 97-98       -Penawar was-was
23.5 Khasiat ayat 115           -Penawar kerasukan

24. Surah An-Nur      -Menghindari mimpi buruk dan mengurangkan nafsu syahwat
24.1 Khasiat ayat 16-18       -Penawar penyakit mazmumah
24.2 Khasiat ayat 33-34       -Penawar zina
24.3 Khasiat ayat 35             -Pengasih, murah rezeki, penyembuhan dan lain-lain.
24.4 Khasiat ayat 40 -Aman dari gangguan binatang buas dan orang zalim.

25. Surah Al-Furqan
-Selawat dari gangguan binatang yang buas dan berbisa.
-Penawar sakit gusi.
25.1 Khasiat ayat 45-46       -Sakit gusi
25.2 Khasiat ayat 48-49       -Subur tanaman

26. Surah Asy-Syu’ara’
26.1 Khasiat ayat 10 -Menghilangkan ketakutan
26.2 Khasiat ayat 78-79       -Menghilangkan keletihan.
26.3 Khasiat ayat 130           -Penawar bias
26.4 Khasiat ayat 192-199-Harta karun

27. Surah An-Naml
-Nikmat Allah.
-Pemeliharaan dari segala jenis haiwan berbisa.
27.1 Khasiat ayat 10 -Menghilangkan ketakutan
27.2 Khasiat ayat 15-19       -Menguasai ilmu hikmat
27.3 Khasiat ayat 30-31   -Penunduk
27.4 Khasiat ayat 59-64       -Negeri yang aman makmur
27.5 Khasiat ayat 93 -Membezakan yang palsu

28. Surah Al-Qasas -Pekerja patuh dan berdisiplin
28.1 Khasiat ayat 22-28       -Selamat dari rompakan
-Penawar besar
28.2 Khasiat ayat 51-55       -Penerang hati dan keyakinan yang tinggi
28.3 Khasiat ayat 68-70       -Selamat dari hukuman yang zalim
28.4 Khasiat ayat 85 -Selamat dalam perjalanan

29. Surah Al-Ankabut        -Penawar demam, malas dan lain-lain
29.1 Khasiat ayat 46 -Mengubati sihir

30. Surah Ar-Rum   -Membinasakan orang zalim
30.1 Khasiat ayat 17 -Diampunkan dosa

31. Surah Saidina Luqman
-Sakit perut
-Tenggelam dan karam
31.1 Khasiat ayat 16 -Mengembalikan yang hilang
31.2 Khasiat ayat 31 -Selamat dari banjir
31.3 Khasiat ayat 27-28       -Kecerdikan dan kefasihan

32. Surah As-Sajdah 
32.1 Khasiat ayat 79 -Anak menjadi soleh dan taat

33. Surah Al-Ahzab            -Pengasih umum
33.1 Khasiat ayat 25 -Tidak lari
33.2 Khasiat ayat 45-48       -Ditunaikan hajat
33.3 Khasiat ayat 56 -Tidur lena
33.4 Khasiat ayat 60-66       -Musuh dibinasakan
33.5 Khasiat ayat 69         -Pengasih besar

34. Surah Saba’                   -Pendinding
34.1 Khasiat ayat 39 -Rezeki yang luas
34.2 Khasiat ayat 49-50       -Membinasakan musuh

35. Surah Fathir      -Aman dari kecurian dan gangguan jin
35.1 Khasiat ayat 2   -Murah rezeki
35.2 Khasiat ayat 16-17       -Penawar was-was
35.3 Khasiat ayat 29-30       -Pelaris dan berkat

36. Surah Yasin                   -Air Yaasin
-Ingatan yang kuat
-Keberkatan
-Ditunaikan segala hajat
36.1 Khasiat ayat 9   -Supaya musuh terkepung
36.2 Khasiat ayat 12 -Kecerdikan
36.3 Khasiat ayat 29 -Menghadapi musuh
36.4 Khasiat ayat 33 -Berkat dan subur
36.5 Khasiat ayat 53 -Menghadirkan jin
36.6 Khasiat ayat 58 -Menolak bala
-Musafir
-Menghadapi wabak
36.7 Khasiat ayat 78-79       -Penawar patah

37. Surah As-Saffat
-Terkejut dan takut
-Pendinding rumah
37.1 Khasiat ayat 1-10
-Menghadirkan raja jin
-Mengusir jin
37.2 Khasiat ayat 79 -Ular
37.3 Khasiat ayat 180           -Penutup amalan atau majlis

38. Surah Shad
38.1 Khasiat ayat 42 -Telaga yang berkat
38.2 Khasiat ayat 54 -Makanan tidak berkurangan

39. Surah Az-Zumar           -Kebaikan dan kesolehan
39.1 Khasiat ayat 67 -Terpelihara dari karam dan tenggelam
39.2 Khasiat ayat 68-69       -Menghinakan musuh

40. Surah Ghafir      -Pelaris
-Penawar penyakit dalaman
40.1 Khasiat ayat 12-17       -Buka rahsia
40.2 Khasiat ayat 44 -Menghadapi orang zalim atau penawar sakit mata

41. Surah Fussilat
-Penawar sakit mata
-Kehilangan
41.1 Khasiat ayat 11 -Hasil yang memuaskan
41.2 Khasiat ayat 36 -Terhindar dari kebimbangan dan was-was
41.3 Khasiat ayat 53-54       -Melihat melalui mimpi atau menyiksa melalui mimpi

42. Surah Asy-Syura
-Pendinding
-Tidak dahaga
42.1 Khasiat ayat 1-2            -Pendinding jasmani dan rohani
42.2 Khasiat ayat 12-15       -Mengesan bahan galian
42.3 Khasiat ayat 15 -Menghadapi musuh
42.4 Khasiat ayat 19 -Hajat dan rezeki
42.5 Khasiat ayat 52-53       -Penerang hati dan kuat ibadat

43. Surah Az-Zukhruf
-Mimpi baik
-Pelaris dan penawar
43.1 Khasiat ayat 9-14          -Kandungan sihat dan selamat
-Sesat jalan
-Penyelesaian apa-apa masalah
-Pendamai suami isteri
-Doa kenderaan
43.2 Khasiat ayat 68-73       -Menghadapi kesusahan

44. Surah Ad-Dukhan        -Aman dari segala gangguan
44.1 Khasiat ayat 1-8            -Membinasakan musuh
44.2 Khasiat ayat 12 -Ditimpa bala
44.3 Khasiat ayat 68-73       -Menang berhujah

45. Surah Al-Jasiah -Selamat dari umpatan
-Bayi yang dilindungi
45.1 Khasiat ayat 1-4            -Pelaris
45.2 Khasiat ayat 7-10     -Penunduk
45.3 Khasiat ayat 12-13       -Menarik perhatian

46. Surah Al-Ahqaf -Dikasihi dan disegani
46.1 Khasiat ayat 15 -Nikmat yang kekal
46.2 Khasiat ayat 21-25       -Membinasakan musuh
46.3 Khasiat ayat 29-30       -menghadirkan jin

47. Surah Saidina Muhammad s.a.w
-Minum air sungai syurga
-Patuh dan taat
-Penawar segala penyakit
47.1 Khasiat ayat 8-9            -Mengalahkan musuh
47.2 Khasiat ayat 34-35       -Beroleh kemenangan

48. Surah Al-Fath
-Rezeki yang luas
-Terpelihara dari segala bahaya
48.1 Khasiat ayat 1-4            -Kehebatan dan kemenangan
48.2 Khasiat ayat 29 -Kekayaan, kekuatan dan keberkatan

49. Surah Al-Hujurat         -Kerasukan
-Ibu dan anak dalam kandungan

50. Surah Qaaf                     -Sakit perut, tumbuh gigi
-Nazak
50.1 Khasiat ayat 1-11          -Tanaman subur
50.2 Khasiat ayat 21-22       -Penawar sakit mata

51. Surah Az-Zariyat          -Nazak
51.1 Khasiat ayat 22 -Murah rezeki

52. Surah At-Thur
-Terpenjara
-Musafir
-Kala Jengking

53. Surah An-Najm -Menjadi berani
53.1 Khasiat ayat 1-18          -Penawar was-was
53.2 Khasiat ayat 57-62       -Budak menangis
-Tolak bala

54. Surah Al-Qamar
-Dihormati dan kehebatan
-Selamat dari karam

55. Surah Ar-Rahman
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Penawar sakit mata, limpa
-Terpelihara dari anai-anai, semut dan lain-lain
55.1 Khasiat ayat 33-35       -Pendinding, penawar gila dan penyakit-penyakit mata

56. Surah Al-Waqiah
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Menjadi kaya raya
-Keluar roh dengan mudah
-Selusuh

57. Surah Al-Hadid
-Selamat dari senjata
-Demam panas, bengkak-bengkak
57.1 Khasiat ayat 2-Penawar was-was, pendinding rumah
57.2 Khasiat ayat 25-Perompak dan musuh

58. Surah Al-Mujadalah
-Meredakan kesakitan
-Kecurian dan rompakan
-Tanaman subur
58.1 Khasiat ayat 21-Kehebatan dan kemenangan

59. Surah Al-Hasyr -Kata Imam al-Ghazali r.a
-Segala hajat
59.1 Khasiat ayat 21-24       -Membakar jin

60. Surah Al-Mumtahanah-Penawar sakit limpa, perut

61. Surah Ash-Shaf   -Musafir dan kecurian
61.1 Khasiat ayat 8-13          -Pengasih

62. Surah Al-Jumu’ah         -Terpelihara dari gangguan jin
62.1 Khasiat ayat 4   -Harta diberkati
62.2 Khasiat ayat 9-11          -Khadam beredar

63. Surah Al-Munafiquun -Mengurangkan sifat mazmumah
63.1 Khasiat Ayat 4   -Musuh insaf

64. Surah At-Taghabun     -Rumah berkat, menghadapi kezaliman

65. Surah Ath-Thalaq        -Pecah-belah
65.1 Khasiat ayat 7   -Susah rezeki

66. Surah At-Tahrim          -Insomnia
-Melepaskan hutang piutang
-Penyembuhan

67. Surah Al-Mulk
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Roh keluar
-Hadiah sejati
-Kehebatan dan ketinggian pangkat
-Sakit mata
67.1 Khasiat ayat 4   -Menangkis khianat
67.2 Khasiat ayat 23 -Sakit gusi

68. Surah Al-Qalam
-Kemiskinan
-Sakit gigi
-Penyakit lama

69. Surah Al-Haqqah
-Wanita hamil
-Pendinding bayi

70. Surah Al-Ma’arij           -Mimpi buruk

71. Surah Saidina Nuh a.s
-Tempatnya syurga
-Mudah urusan
-Menemui orang zalim

72. Surah Al-Jin
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Jin takut
-Kecurian
-Kezaliman pembesar
-Bebas dari penjara

73. Surah Al-Muzammil
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Luas rezeki
-Berjumpa Rasulullah s.a.w
-Kaya-raya

74. Surah Al-Muddatsir
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Mudah hafal Quran

75. Surah Al-Qiamah
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Wara’ dan soleh

76. Surah Al-Insan
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Terang hati
-Pandai membaca
-Pendinding dari bala
76.1 Khasiat ayat 1-2-Pengasih

77. Surah Al-Mursalat
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Penyakit kulit
-Pemerintah yang ditaati

78. Surah An-Naba’
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Selamat dalam perjalanan
-Mengurangkan tidur
-Kekuatan zahir dan batin

79. Surah An-Nazi’at
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Kejahatan musuh
-Mati pucuk

80. Surah ‘Abasa
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Mendapat kebaikan
-Ditutup keaiban

81. Surah At-Takwir
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Pohon hajat
-Mata terang
-Barang sihir
-Perigi berkah

82. Surah Al-Infithaar
-Terkurung, terpenjara
-Menakutkan musuh
-Penawar demam

83. Surah Al-Muthaffifin-Barangan dan tanaman terpelihara

84. Surah Al-Insyiqaq
-Selusuh
-Penawar umum

85. Surah Al-Buruj
-Melepaskan susu
-Penyakit bisul
85.1 Khasiat ayat 20 -Mengelak kemalangan

86. Surah At-Thariq
-Keracunan
-Mimpi buruk
86.1 Khasiat ayat 1-7            -Sakit pinggang

87. Surah Al-A’la
-Penawar, pendinding, penerang hati
-Buasir
87.1 Khasiat ayat 1-5            -Berhenti darah

88. Surah Al-Ghasyiah       -Keracunan

89. Surah Al-Fajr                 -Ketakutan, zuriat yang soleh

90. Surah Al-Balad -Pendinding bayi
-Wang yang banyak
90.1 Khasiat ayat 1-10          -Kemuliaan dan kehebatan

91. Surah Asy-Syams          -Hilang ketakutan
-Televisyen rohani

92. Surah Al-Lail
-Mimpi buruk
-Pengsan
-Demam panas

93. Surah Ad-Dhuha
-Kota besi
-Barang hilang
-Guru ghaib

94. Surah Asy-Syarh
-Batu karang
-Kekayaan dan kebahagiaan
-Segala hajat
-Perkara ajaib
-Kuat daya ingatan
-Kefakiran

95. Surah At-Tiin
-Selamat dan berkat
-Tanaman subur

96. Surah Al-’Alaq   -Aman dalam musafir
96.1Khasiat ayat 1-5 -Kecerdikan luar biasa

97. Surah Al-Qadr
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Mengelakkan zina
-Daki bukit
-Bercakap bohong
-Cahaya zahir batin
-Tunai hajat, murah rezeki
-Musyahadah wajah Rasulullah
-Pakaian berkat
-Teman si mayat

98. Surah Al-Bayyinah
-Penyakit kuning, bengkak-bengkak
-Wanita hamil
-Penyakit berjangkit

99. Surah Al-Zalzalah
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Penyakit kuning
-Penggerak tidur
-Kekayaan duniawi

100. Surah Al-’Adiyat        -Kebaikan dan rezeki yang melimpah

101. Surah Al-Qari’ah        -Rezeki dan penyembuhan

102. Surah At-Takasur
-Pahala besar
-Sakit kepala
-Orang kaya
-Penawar mujarab

103. Surah Al-’Asr   -Demam panas dan pendinding

104. Surah Al-Humazah
-Sihir
-Rezeki dan harta

105. Surah Al-Fil
-Melumpuhkan musuh
-Senjata perang
-Pendinding ma’nawi

106. Surah Quraisy
-Racun
-Was-was
-Penawar penyakit buah pinggang
-hebat

107. Surah Al-Ma’un
-Aman dari segala bala
-Perkenan hajat

108. Surah Al-Kautsar
-Air sungai syurga
-Lembut hati
-Berkat
-Mata yang sihat
-Sihir
-Sifat keji
-Penjara
-Kemenangan
-Dikurniakan hajat
-Berjumpa Rasulullah melalui mimpi
-Penyakit kulit

109. Surah Al-Kafirun
-Syirik
-Segala hajat
-Pengasih

110. Surah An-Nasr
-Menjaga solat
-Nelayan
-Alatulis ujian peperiksaan

111. Surah Al-Masad
-Binasa orang zalim
-Mengurangkan kesakitan
-Aman dari segala bala

112. Surah Al-Ikhlas
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Kepapaan
-Solat hajat
-Penawar
-Fitnah kubur
-Amalan Rasul
-Amalan hari Jumaat
-Keikhlasan

113. Surah Al-Falaq
114. Surah An-Nas
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Penawar sengatan
-Penawar Sihir
-Pemerintah yang zalim
-Sesat jalan
-Pengasih

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ « بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً ، وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِى إِسْرَائِيلَ وَلاَ حَرَجَ ، وَمَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّار » Terjemahan: Daripada ‘Abd Allah bin ‘Amr, sesungguhnya Nabi s.a.w. telah bersabda: “Sampaikan dari ku walaupun sepotong ayat, dan tidak mengapa mengambil (sesuatu) daripada Bani Israel, (akan tetapi) sesiapa yang berdusta di atas nama ku secara sengaja, maka tersedialah tempat duduknya daripada neraka....”
-(Riwayat al-Bukhari, Tirmidhi, Ahmad dan Ibn Hibban)

Kini kalian hanya tinggal cari Istimbat Amal nya sahaja lagi.
Semoga bermanfaat....

Kredit: rainyz94

Warkah Kekasih Penulis Jalanan
One Mysterious Generation Official 489
Sg Cerok The Blues Silver States Malaya
04:20am - Selasa - 06 Ogos 2019M / 05 Zulhijah 1440H

Monday, July 15, 2019

SEMBAHYANG ITU HARAM DAN ALLAH TIDAK BERKUASA....

Bismillahirrahmanirrahim,

Perbezaan antara orang-orang syariat dan orang-orang hakikat dalam memahami agama Islam dan kenapa ilmu hakikat tidak berkembang luas....

Sebuah kisah dari zaman dahulu kala, didalam kisah ini punyai mutiara-mutiara yang indah, yang mustahil difahami oleh orang-orang jahil dan tidak berlapang dada, segala yang batil itu terhapus saat datang yang HAQ....

Terjadi suatu peristiwa, seorang pemuda telah bertanya kepada guru tasawufnya tentang perbezaan antara orang-orang syariat dan orang-orang hakikat dalam memahami agama Islam dan kenapa ilmu hakikat tidak berkembang luas. Kemudian sang guru berkata..
“Untuk aku menjawab soalanmu itu wahai muridku, pergilah bertanya kepada kedua mereka akan dua persoalan ini iaitu yang pertama, adakah Allah itu berkuasa dan yang kedua, sembahyang itu apa hukumnya? Pergilah ke kampung sebelah kerana disana kamu akan menemui ulama syariat dan ulama hakikat. Bertanyalah kepada orang-orang kampung disana untuk mencari mereka.”
Akur atas arahan gurunya itu lantas si pemuda tanpa banyak bicara terus ke rumah ulama syariat yang terkenal dikampung sebelah dengan bertanya-tanya arah rumahnya kepada orang kampung. Sesampainya si pemuda itu dirumah ulama syariat tersebut dengan ramah mesra si pemuda diajak masuk ke dalam rumah yang serba sederhana itu. Sang ulama syariat kelihatan kemas berjubah putih dan berserban, ditambah raut wajahnya yang bersih tanda beliau seorang yang soleh. Si pemuda dilayan seperti anak sendiri dengan dijamu makan malam sebelum sesi dialog dijalankan. Usai makan malam terus sahaja sang ulama syariat memulakan bicara.
“Ada urusan apa sehingga kamu bertandang ke rumah saya ini wahai anak muda?”
Tanya sang ulama syariat dengan nada yang redup.
“Sebenarnya saya ingin mendapatkan jawapan diatas dua persoalan yang ingin saya ajukan berkenaan dengan agama Islam kita ini kepada ustaz. Soalannya ialah adakah Allah itu berkuasa dan yang kedua, sembahyang itu apa hukumnya?”
Setelah diam sejenak lalu sang ulama syariat menarik nafas dalam-dalam dan dengan tenang memberikan jawapannya.
“Ya, Allah itu memang berkuasa dan sembahyang itu hukumnya adalah wajib.”
Setelah mendapatkan jawaban daripada ulama syariat itu maka pemuda itu pulang sambil hatinya berazam untuk bertemu dengan ulama hakikat pula. Keesokkan harinya si pemuda mula merayau-rayau dikampung itu untuk mencari sang ulama hakikat. Puas bertanya dengan orang kampung maka tengah hari itu si pemuda bertemu dengan seorang makcik yang akhirnya bersetuju menunjukkan beliau dimana sang ulama hakikat berada.
Sesampainya ditempat yang dituju kelihatan seorang lelaki tua sedang membersihkan halaman rumahnya yang luas dihiasi taman bunga yang cantik. Rumahnya begitu besar dan mewah. Sang ulama hakikat yang berkulit gelap itu kelihatan memakai pakaian yang agak lusuh berbanding rumahnya yang begitu mewah. Sudah sepuluh minit si pemuda berbual-bual ringan dengan sang ulama hakikat namun kelihatan seolah-olah tiada tanda-tanda sang ulama hakikat mahu menjemput beliau masuk ke dalam rumahnya yang mewah itu.
“Ada apa urusan nak jumpa saya ini?”
Tanya sang ulama hakikat itu sambil tersenyum. Kemudian si pemuda bertanyakan soalan yang sama sebagaimana yang ditanyakan kepada sang ulama syariat.
“Sebenarnya saya ingin mendapatkan jawapan diatas dua persoalan yang ingin saya ajukan berkenaan dengan agama Islam kita ini kepada ustaz. Soalannya ialah adakah Allah itu berkuasa dan yang kedua, sembahyang itu apa hukumnya?”
Kelihatan sang ulama hakikat tersenyum sahaja mendengar soalan itu lantas dengan tahkik beliau menjawab..
“Wahai anak muda ketahuilah yang sebenarnya bahawa Allah itu tidak berkuasa dan sembahyang itu hukumnya adalah haram.”
Terperanjat besar si pemuda mendengar jawapan sang ulama hakikat yang bersahaja itu. Sukar rasanya si pemuda mahu menghadam jawapan yang baru disampaikan kepadanya itu. Tanpa berlengah-lengah maka si pemuda itu mohon undur diri kemudian pulang ke rumahnya dengan seribu persoalan yang berlegar-legar dibenak kepalanya.
Sebagai seorang muslim taat yang baru hendak menjinak-jinakkan diri dengan dunia tasawuf, si pemuda berasa keliru dengan jawaban yang diberikan oleh sang ulama hakikat. Setahu beliau pelajaran tasawuf itu bersangkutan dengan ilmu hakikat dan ma’rifat. Mendengar jawapan daripada sang ulama hakikat itu membuatkan si pemuda berasa takut untuk meneruskan pelajaran tasawuf dengan gurunya dan mengambil keputusan untuk tidak lagi berguru dengan guru tasawufnya lantas mengambil keputusan untuk berguru dengan sang ulama syariat. Beliau mulai meragui perjalanan ilmu hakikat dan dalam hati beliau bergumam....
“Kalau nak dibandingkan dari segi akhlak pun akhlak sang ulama syariat lebih bagus daripada akhlak sang ulama hakikat. Walaupun sang ulama syariat hidup dalam keadaan sederhana namun aku dijemput masuk ke dalam rumahnya lantas dijamu dengan makanan yang enak berbanding sang ulama hakikat yang kedekut.. sudahlah tidak dijemput masuk ke dalam rumahnya, setitik air pun tidak diberinya malah dengan dirinya sahaja pun sudah kedekut. Lihat sahaja pakaiannya yang lusuh itu.”
Keesokkannya, si pemuda dengan tergesa-gesa menuju ke rumah sang ulama syariat dan menceritakan kepada beliau hasil dialognya dengan sang ulama hakikat. Mendengar penjelasan si pemuda, sang ulama syariat berasa marah lantas mengarahkan anak-anak muridnya untuk menangkap sang ulama hakikat. Maka dengan sekejap sahaja penduduk kampung itu digemparkan dengan cerita bahawa sang ulama hakikat itu telah membawa ilmu sesat dikampung itu.
Sang ulama hakikat dapat ditangkap dengan bantuan orang-orang kampung. Tangannya diikat dibelakang lalu dipaksa untuk berjalan. Kelihatan terdapat segelintir dari orang-orang kampung yang bertindak memukul muka dan badan beliau serta tidak kurang juga ada yang melempari beliau dengan batu-batu kecil kerana tidak dapat menahan rasa marah. Pun begitu sang ulama hakikat tetap berdiam namun air matanya tak henti-henti mengalir. Mungkin beliau menahan sakit.
Tiba dihalaman rumah sang ulama syariat lalu dengan kasar tubuh sang ulama hakikat yang sudah tua itu ditolak dengan keras lantas beliau terdorong ke depan lalu jatuh tersungkur. Si pemuda yang sedari tadi menunggu dirumah sang ulama syariat terkejut dengan situasi itu. Beliau tidak menyangka sampai begitu malang nasib yang menimpa sang ulama hakikat sehingga diperlaku begitu. Namun apalah dayanya untuk mengekang kemarahan orang-orang kampung yang sedang meluap-luap itu. Kemudian setelah meredakan suasana, sang ulama syariat menghampiri sang ulama hakikat lalu bertanya kepada beliau..
“Benarkah anda menjawab ‘Allah itu tidak berkuasa dan sembahyang itu hukumnya adalah haram’ sebagai menjawab pertanya pemuda ini?” sambil jari telunjuknya diarahkan tepat pada si pemuda.
Dengan tenang sang ulama hakikat menjawab “Ya”.
Kemudian sang ulama syariat bertanya lagi.
“Adakah anda masih dengan pendirian anda atau anda mahu bertaubat?”
Tanya sang ulama syariat tegas. Lalu dijawab dengan tenang oleh sang ulama hakikat..
“Untuk kesalahan yang mana lalu saya perlu bertaubat wahai hakim?”
“Untuk kesalahan anda yang mengatakan Allah tidak berkuasa dan sembahyang itu hukumnya haram!”
“Oh begitu.. beginilah tuan hakim, pada saya jawapan saya itulah yang teramat benar namun jika tuan hakim tidak menyetujuinya tidak apa-apa dan terserahlah kepada kebijaksanaan tuan hakim untuk mengadili saya kerana tuan adalah hakim dinegeri ini.”
Habis sahaja sang ulama hakikat berkata begitu lantas beliau dilempari dengan puluhan sepatu oleh penduduk kampung dan ada juga yang berteriak agar beliau dibunuh. Sang ulama syariat terdiam dan merenung dalam seolah-olah memikirkan sesuatu yang berat. Akhirnya sang ulama syariat membuat keputusan agar sang ulama hakikat diberi tempoh sehingga esok untuk bertaubat dan jika tidak beliau akan dihukum bunuh. Setelah itu sang ulama hakikat diikat pada sebatang pokok nangka yang berada dihalaman rumah sang ulama syariat dalam posisi duduk menghadap kiblat sambil dikawal oleh beberapa orang-orang kampung.
Kini, saatnya pun telah tiba namun sang ulama hakikat tetap tidak mahu bertaubat daripada pendiriannya. Ramai yang merasa pelik dengan pendirian sang ulama hakikat dan yang lebih kusut lagi ialah fikiran si pemuda itu. Tiba-tiba si pemuda merasa kasihan dan merasa bersalah mengenang keadaan malang yang menimpa sang ulama hakikat adalah hasil daripada perbuatannya. Namun nasi sudah menjadi bubur. Perlahan-lahan si pemuda mendekati sang ulama hakikat untuk memohon maaf. Aneh.. kelihatan sang ulama hakikat itu hanya tersenyum dan dengan senang hati mahu memaafkan si pemuda. Ketika si pemuda itu mahu beredar tiba-tiba ia mendengar sang ulama hakikat membacakan sepotong ayat Al Quran dengan nada yang riang..
“Wa qul jaa alhaq wazahaqol baathil innal baathila kana zahuuqo.”
Ucap beliau berulang-ulang sambil memandang kearah seseorang lantas mukanya tiba-tiba kelihatan berseri-seri dalam senyuman yang menggembirakan. Si pemuda lantas menoleh kearah orang itu dan apa yang beliau lihat ialah kelibat bekas guru tasawuf beliau diantara celahan penduduk kampung yang ingin menyaksikan hukuman pancung yang bakal dijalankan. Tak lama kemudian hukuman bunuh pun dilaksanakan maka tamatlah riwayat sang ulama hakikat dibawah mata pedang sang algojo. Seluruh penduduk kampung bersorak gembira tanda kemenangan dipihak mereka yang berjaya membunuh seorang pembawa ajaran sesat.
Selang beberapa hari oleh kerana rasa ingin tahu yang meluap-luap maka si pemuda bersegera mengadap bekas guru tasawufnya. Si pemuda berasa hairan mengapa sang ulama hakikat membacakan ayat 81 daripada surah al-Isra’ seraya melihat kelibat bekas guru tasawufnya itu?.
“Wahai muridku, marilah duduk dihadapanku ini.”
Ujar guru tasawuf seraya melihat kedatangan muridnya itu. Si pemuda terkedu.. tidak tahu apa yang hendak dikatakan. Fikiran terasa kosong dan segala persoalan yang hendak diajukan terasa tiba-tiba hilang entah tertinggal dimana.
“Baiklah muridku, atas persoalanmu yang dahulu itu maka akan aku jawab sekarang ini.”
Lembut sahaja bicaranya.
“Adapun persoalanmu tentang perbezaan antara orang-orang syariat dan orang-orang hakikat dalam memahami agama Islam akan aku jawab seperti berikut. Yang pertama, orang syariat akan menjawab setiap persoalan melalui ‘bahasa’ ilmu syariat manakala orang hakikat akan menjawab setiap persoalan melalui ‘bahasa’ ilmu hakikat. Jawaban sang ulama syariat adalah benar menurut ‘bahasa’ ilmu syariat dan jawaban sang ulama hakikat juga benar menurut ‘bahasa’ ilmu hakikat.”
“bagaimana begitu wahai tuan guru?” Tanya si pemuda.
“Begini… adalah benar apabila sang ulama hakikat memberitahu kamu bahawa Allah itu tidak berkuasa sebab melalui peraturan ilmu hakikat, perkataan ‘Allah’ itu adalah dirujuk semata-mata sebagai isim bagi zat tuhan kita sahaja. Ini bermakna yang berkuasa pada hakikatnya adalah zat tuhan kita dan bukannya yang berkuasa itu isimNya. Perkataan ‘Allah’ itu pada hakikatnya adalah gelar bagi zat tuhan kita. Adapun gelaran itu hakikatnya adalah khabar maka khabar tiada ain wujud. Jika sesuatu itu tiada ain wujudnya maka mustahil dikatakan ia mempunyai kuasa. Adakah kamu faham?”
Si pemuda mengangguk lemah sambil merenung lantai.
“Adalah sesuatu yang benar juga apabila sang ulama hakikat memberitahu kamu bahawa sembahyang itu hukumnya adalah haram.”
“bagaimana begitu wahai tuan guru?” Tanya si pemuda.
“Begini… sebenarnya tiada ibadat sembah-menyembah dalam agama Islam namun yang ada Cuma ibadat solat. Ya, ianya adalah solat dan bukannya sembahyang. Cuba kamu fahamkan betul-betul maksud firman Allah dalam surah al-Kafirun ayat 6 yang bermaksud “Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku”. Ini menunjukkan cara ibadat orang kafir tidak sama langsung dengan cara ibadat orang muslim. Perkataan sembahyang itu adalah asalnya terbit daripada upacara ibadat masyarakat hindu-budha untuk menyembah tuhan yang bernama Hyang. Maka upacara ibadat itu dinamakan upacara sembahHyang. Solat itu bukan sembah dan tuhan kita bukannya Hyang tetapi Allah. Jadi kita sebagai orang muslim adalah haram sembahHyang kerana itu adalah ibadat penganut hindu-budha. Sesungguhnya solat itu bukan sembah tetapi solat itu ialah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW yang bermaksud, “Apabila seseorang kamu sedang solat sesungguhnya dia sedang berbicara dengan tuhannya…”.
Si pemuda semakin tertunduk.
“Jadi, adakah kamu sudah faham mengapa sang ulama hakikat itu berkata bahawa Allah itu tidak berkuasa dan sembahyang itu hukumnya adalah haram?”
“Ya tuan guru, sekarang barulah jelas.”
“Yang kedua, orang-orang syariat mempelajari ilmu-ilmu hukum maka mereka menyelesaikan sesuatu masalah juga dengan hukum sementara orang-orang hakikat mempelajari ilmu-ilmu ma’rifatullah maka mereka menyelesaikan sesuatu masalah juga dengan Allah.”
Ketika ini lamunan si pemuda menyorot kembali peristiwa yang telah berlaku dimana kata-kata guru tasawuf itu ada benarnya juga. Memang benar sang ulama syariat telah menyelesaikan masalah yang berlaku dengan hukuman bunuh terhadap sang ulama hakikat sedang sang ulama hakikat menyelesaikan masalah antara dia dan si pemuda itu dengan kemaafan sesuai dengan sifat tuhan yang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.
“Adapun persoalanmu tentang kenapa ilmu hakikat tidak berkembang-luas maka akan aku jawab seperti berikut. Tidak berkembang-luasnya ilmu hakikat adalah disebabkan masih adanya orang-orang yang seperti kamu!”
Bentak sang guru tasawuf yang membuatkan darah si pemuda berderau.
“bagaimana begitu wahai tuan guru?” Tanya si pemuda.
“Kerana kejahilan kamu dalam memahami hal-ehwal hakikat terus sahaja kamu tanpa usul periksa menghukum sang ulama hakikat sebagai tidak betul dan berburuk sangka terhadap beliau lalu kamu memfitnahi beliau dihadapan sang ulama syariat sehingga sang ulama hakikat tertangkap lalu diseksa dan dipancung oleh kalian. Jika semua ulama hakikat sewenang-wenangnya dibunuh tanpa usul periksa justeru kerana itulah ilmu hakikat tidak berkembang-luas.”
“Tapi tuan guru, bagaimana saya tidak terkhilaf sedang akhlak sang ulama hakikat itu tidak mencerminkan beliau sebagai orang yang beragama! Sang ulama hakikat langsung tidak menjemputku masuk ke dalam rumahnya yang besar lagi mewah itu dan langsung tidak memberiku walau setitik air bahkan dengan dirinya sahaja pun amat kedekut. Lihat sahaja pakaiannya yang lusuh itu.”
“Awas lidahmu dalam berkata-kata wahai anak muda! Telahku katakan tadi bahawa kamu memiliki sifat buruk sangka. Ketahuilah bahawa rumah besar lagi mewah yang kamu lihat itu bukanlah milik sang ulama hakikat tersebut sebaliknya adalah milik majikan beliau dan beliau hanya mengambil upah sebagai tukang kebun disitu. Adapun pakaiannya yang lusuh itu maka itu sahajalah harta benda yang beliau ada dan beliau hidup hanya untuk mengabdikan dirinya kepada Allah.”
“Bagaimana tuan guru boleh tahu segala yang terperinci tentang sang ulama hakikat itu?”
Tanya si pemuda hairan.
“Kerana orang yang kalian bunuh itu adalah guru tasawufku maka dengan itu sebutir lagi permata yang indah telah hilang. Telahku jawab semua persoalanmu maka pergilah kamu kepangkuan guru syariatmu iaitu sang ulama syariat.”
Si pemuda itu terkejut lantas berkata…
“Tapi wahai guruku, aku telah insaf dan ingin kembali berguru denganmu wahai guruku.. terimalah aku kembali wahai guruku!!”
“Ketahuilah wahai anak muda, aku enggan mengambilmu adalah semata-mata kerana keselamatanmu dan bukan kerana aku membencimu.”
“Aku tidak faham akan maksud tuan guru??”
“Pergi sahajalah kembali kepangkuan sang ulama syariat kerana kamu akan selamat disana dan jangan kamu sesekali mengaku aku adalah gurumu kelak kamu akan mengerti akan maksud tindakanku ini.”
Dengan hati yang berat dan sayu si pemuda berjalan menuju ke rumah sang ulama syariat untuk berguru dengannya dan beliau diterima sebagai murid. Selang beberapa hari, keadaan kampung tiba-tiba kecoh kembali. Dengar khabarnya seorang lagi pengamal ilmu sesat telah ditangkap dan kali ini pengamal ajaran sesat itu berasal dari kampung sebelah. Dari kejauhan kelihatan berbondong-bondong orang ramai sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sang ulama syariat sambil menyungsung seorang lelaki yang telah dikenalpasti sebagai pengamal atau guru ajaran sesat. Dari jauh si pemuda dapat saksikan lelaki itu dipukul dan ditendang malah ada yang membalingnya dengan batu-batu kecil sehingga pakaiannya koyak-rabak. Rupa-rupanya lelaki yang pakaiannya telah koyak-rabak itu adalah sang guru tasawufnya.
Maka mengertilah si pemuda itu akan maksud tindakkan sang guru tasawuf yang tidak mahu mengambil beliau sebagai anak murid dan beliau hanya mampu mengalirkan air mata sambil menahan sebak melihat sang guru tasawuf itu diperlakukan seperti itu. Esoknya hukuman pancung terhadap sang guru tasawuf itu dilaksanakan maka sebutir lagi permata yang indah telah hilang sirna dari negeri itu……… Didalam hati si pemuda merintih....
“Ya Allah.. berapa ramaikah lagi ahli tasawuf yang mesti dikorbankan semata-mata mahu membuatkan aku mengerti mengapa ilmu hakikat tidak dapat berkembang-luas? Cukup Ya Allah cukup kerana sekarang aku sudah mengerti….”

Semoga Mursyid-Mursyid itu berbahagia di alam baqa di samping Zat yang bernama Allah....

Semoga bermanfaat dan untuk mendalami ilmu Tariqat, Hakikat dan Makrifat pastikan ketemui Guru Mursyid yang benar dan wasilahnya sambung menyambung dari Rasulullah saw....

Sekian, Terima Kasih,
Saya akhiri ucapan saya dengan Wabillahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....

Al Faqir Wal Haqir Ilallah Muhammad Shahzuan Al-Qausar bin Mohd Ropik @ Rafi
12 Zulkaedah 1440AH / 15 July 2019M
Monday / Isnin 18:10pm W. Malaysia

Warkah Kekasih Penulis Jalanan
Qalam Faqir Majnun a.k.a Si Petualang Gila
One Mysterious Generation Official 489
Pondok Usang Teratak Buruk
Pondok Highway R&R-S.T
35000 Tapah The Blues
Silver States Malaya

#Faqir #OneMysterious #TeamKamikaze
#DimensiKeterasinganKita #SemalamYangHangat

Wednesday, June 26, 2019

Rotan Adalah Obat



Kementerian Pendidikan Malaysia harus lebih professional dalam menanggani isu permasalahan disiplin pelajar, jangan jadi terikut sangat kehendak segelintir ibu bapa dan para pelajar yang jelas tidak mempunyai adab dan disiplin yang baik....

Wajibkan setiap Guru untuk merotan dan menghukum pelajar yang jelas bermasalah, dan selagi anak-anak didik tidak luka, tidak patah, dan tidak cedera, maka adakan akta yang melarang campur tangan ibu bapa serta pihak luar....

Ibu bapa hari ini terlalu manjakan anak, sehingga anak-anak mereka terbawa-bawa sikap KURANG AJAR ke dalam sekolah, bagaimana boleh segelintir ibu bapa mengharapkan para guru untuk mendisiplinkan anak-anak jika ibu bapa sendiri gagal mendidik adab dan disiplin yang baik kepada anak-anak di rumah....

Jadi disini marilah kita sama-sama muhasabah diri, dan kita pandang kembali kepada satu sudut masa lalu, iaitu kita membesar dengan rotan dan pelbagai jenis hukuman di era persekolahan suatu masa dahulu, tetapi disaat itu ibu bapa kita apabila diberi tahu tentang kesalahan disiplin kita di sekolah, maka ibu bapa kita bukan memarahi guru, tetapi kita yang dimarahi oleh mereka, malah apabila pulang dari sekolah kita akam dibalun secukup rasa oleh ibu bapa kita, walaupun mungkin kita tidak menjadi sebaik manusia hari ini tetapi sekurangnya kita tahu membezakan mana satu kebaikan dan mana satu keburukan, mana yang dikata intan dan mana yang dikata kaca, semua itu atas berkat didikan guru....

Maka saya mohon kepada semua, berlapang dada lah kita dalam soal ini, berilah kuasa penuh kepada para guru di sekolah untuk mendidik dan mendisiplinkan para pelajar dengan cara mereka, selagi tindakan dan hukuman guru tidak keterlaluan serta tidak melanggar undang-undang negara. Jika kita sebagai ibu bapa asyik campur sahaja soal permasalahan anak di sekolah, maka percayalah suatu masa nanti kita jua akan menyesali atas tindakan kita hari ini. Rotan adalah ubat, ubat kesedaran, ubat kebodohan, ubat kebiadapan dan segala ubat bagi seorang pelajar....

Terimalah sedikit pendapat dan nasihat ini dengan hati yang terbuka, semoga bermanfaat untuk anda dan jua diri saya sendiri....

Sekian, Terima Kasih

Muhammad Shahzuan Al-Qausar
Khamis 02:43am
23 Syawal 1440AH / 27 June 2019M

Wednesday, March 6, 2019

MANAQIB MUFTI JAMALUDIN AL-BANJARI




Pengarang Kitab Perukunan

SYEIKH Muhammad Arsyad al-Banjari memperoleh anak dan keturunan yang sangat ramai menjadi ulama. Dalam artikel ini mengungkapkan anak beliau yang bernama Jamaluddin. Ibu Jamaluddin bernama Go Hwat Nio atau sebutan popular dipanggil Tuan Guat saja. Tuan Guat adalah seorang Cina yang memeluk Islam oleh Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari sendiri. Adik beradik daripada ibu ini ada enam orang, yang menjadi ulama besar dan terkenal di antara mereka ialah: 1. Al-`Alim al-`Allamah Khalifah Hasanuddin. 2. Al-`Alim al-`Allamah Khalifah Zainuddin. 3. Al-`Alim al-`Allamah Mufti Haji Jamaluddin. Tiga orang lagi yang perempuan, ialah 4. Aisyah 5. Raihanah 6. Hafsah.

Al-`Alim al-`Allamah Khalifah Hasanuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari (yang pertama), zuriatnya yang menjadi ulama, ialah al-`Alim al-`Allamah Mufti Haji Muhammad Khalid, al-`Alim al-Fadhil Haji Muhammad Qaim. Al-`Alim al-`Allamah Mufti Haji Jamaluddin bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari (ketiga), zuriatnya yang menjadi ulama, ialah al-`Alim al-`Allamah Mufti Haji Muhammad Husein, al-`Alim al-Fadhil Qadi Haji Muhammad Amin, al-`Alim al-`Allamah Qadi Haji Abdus Shamad dan al-`Alim al-‘Allamah Haji Muhammad Thasin. Haji Jamaluddin al-Banjari digelar juga dengan `Surgi Mukti’, lahir sekitar tahun 1780 M. Tahun wafatnya belum diketahui. Makamnya terletak di Sungai Jingah (Ku’bah), Banjar.

Adik beradik Mufti Haji Jamaluddin yang seayah tetapi berlainan ibu ialah Syarifah, ibunya bernama Tuan Bajut. Adik beradik Mufti Haji Jamaluddin daripada ibu yang lain pula ialah al-`Alim al-`Allamah Qadi Haji Abu Su`ud, al-`Alim al-`Allamah Khalifah Haji Abu Na`im, dan al-`Alim al-`Allamah Khalifah Haji Syihabuddin. Ibu mereka bernama Tuan Baiduri. Al-`Alim al-`Allamah Qadi Haji Abu Su`ud bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari, sewaktu kembali daripada menunaikan haji, berkahwin lagi di Kedah dan memperoleh seorang putera, Mas`ud. Zuriatnya Tuan Husein Kedah, ulama yang terkenal di Malaysia. Mengenainya telah diperkenalkan di Ruangan Agama, Utusan Malaysia, dengan judul Husein Kedah Al-Banjari, Generasi Penerus Ulama Banjar pada 16 Ogos 2004. Al-`Alim al-`Allamah Haji Syihabuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari di Mekah, belajar kepada Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani. Tahun 1258 H./1842 M. raja-raja Riau di Pulau Penyengat Indera Sakti meminta kesediaannya menjadi guru di Kerajaan Riau. Adik beradik Mufti Haji Jamaluddin daripada ibu yang lain pula ialah al-`Alim al-`Allamah Haji Abdullah (wafat di Madinah) dan al-`Alim al-Fadhil Abdur Rahim. Beliau menunaikan haji dengan menaiki kapal layar, kapalnya pecah dan beliau wafat. Ibu kedua-duanya bernama Tuan Lipur. Adik beradik Mufti Haji Jamaluddin daripada ibu yang lain pula ialah al-`Alim al-`Allamah Mufti Haji Ahmad dan yang perempuan bernama Shafiyah. Ibu kedua-duanya bernama Ratu Aminah binti Pangeran Thaha bin Sultan Tahmidullah. Pada tarikh 9 Julai 2005, saya dan ahli PENGKAJI bertemu dengan keturunan Shafiyah, Kiyai Haji Muhammad Saman bin Muhammad Saleh di Hotel Pan Pacific, Kuala Lumpur. Pertemuan yang melibatkan beberapa keturunan tersebut yang berasal dari Sabah dan Banjar adalah atas kehendak dan diatur oleh Datuk Mohd Ainal bin Haji Abdul Fattah dan kawan-kawan. Kiyai Haji Muhammad Saman adalah guru agama dari Pesantren Yayasan Nurul Hikmah dan beliau juga aktif mengajar di Sabah. Kami merumuskan kerjasama penyelidikan dan pengembangan khazanah ulama silam dunia Melayu yang perlu diperkasakan. Disingkatkan riwayatnya bahawa semua adik beradik Mufti Haji Jamaluddin ada 30 orang daripada ibu seramai 11 orang.

Ahli Keluarga Yang Jadi mufti

Lingkungan keluarga dekat Mufti Haji Jamaluddin yang menjadi mufti disebut oleh Syeikh Abdur Rahman Shiddiq dalam Syajarah al-Arsyadiyah, ada 10 orang; 1. Al-`Alim al-`Allamah Haji Jamaluddin bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. 2. Al-`Alim al-`Allamah Haji Ahmad bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. 3. Al-`Alim al-`Allamah Haji Muhammad As`ad bin Utsman. 4. Al-`Alim al-`Allamah Haji Muhammad Arsyad bin Mufti Haji Muhammad As`ad. 5. Al-`Alim al-`Allamah Haji Syihabuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. 6. Al-`Alim al-`Allamah Haji Muhammad Khalid bin `Allamah Hasanuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. 7. Al-`Alim al-`Allamah Haji Muhammad Nur bin al-‘Alim al-‘Allamah Qadi Haji Mahmud. 8. Al-`Alim al-`Allamah Haji Muhammad Husein bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. 9. Al-`Alim al-`Allamah Haji Jamaluddin bin Haji Abdul Hamid. 10. Al-`Alim al-`Allamah Syeikh Abdur Rahman Shiddiq bin Haji Muhammad `Afif bin `Alimul `Allamah Qadi Abu Na`im bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. Daripada yang pertama hingga kelima pada zaman pemerintahan Sultan Banjar. Sedangkan keenam hingga 10 pada zaman penjajahan Belanda.

Daripada maklumat yang lain, golongan keluarga ini yang menjadi Mufti, ialah : 1. Haji Muhammad Husein bin Mufti Haji Jamaluddin. 2. Haji Abdul Jalil bin Mufti Haji Syihabuddin. 3. Haji Muhammad Yunan bin Mufti Haji Muhammad Amin. 4. Haji Sa`id bin Haji Abdur Rahman. 5. Haji Mukhtar bin Qadi Haji Hasan. Jadi, bererti 10 orang yang di atas ditambah 5 orang, kesemuanya 15 orang. Kemungkinan masih ramai yang belum diketahui.

Ahli Keluarga Yang Jadi Qadhi

Keluarga ini yang menjadi qadi, yang telah diketahui sekurang-kurangnya 25 orang, ialah: 1. Al-`Alim al-`Allamah Qadi Abu Su`ud bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. 2. Al-`Alim al-`Allamah Qadi Abu Na`im bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. 3. Al-`Alim al-`Allamah Haji Mahmud bin Haji Muhammad Yasin. 4. Al-`Alim al-`Allamah Haji Muhammad Amin bin Mufti Haji Jamaluddin al-Banjari. 5. Al-`Alim al-Fadhil Haji Muhammad Ali al-Junaidi bin Qadi Haji Muhammad Amin. 6. Al-`Alim al-`Allamah Haji Muhammad Sa`id al-Jazuli bin Qadi Haji Su`ud. 7. Al-`Alim al-`Allamah Haji Muhammad Amin bin Qadi Haji Mahmud. 8. Al-`Alim al-`Allamah Haji Abdus Shamad bin Mufti Haji Jamaluddin bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. 9. Al-`Alim al-`Allamah Haji Muhammad Jafri bin Qadi Haji Abdus Shamad. 10. Al-`Alim al-Fadhil Qadi Haji Bajuri. 11. Al-`Alim al-Fadhil Haji Muhammad As`ad bin Mufti Haji Muhammad Nur bin Qadi Haji Mahmud. 12. Haji Ibrahim bin Mufti Haji Jamaluddin. 13. Haji Abu Talhah bin Qadi Abdus Shamad. 14. Haji Muhammad Thaiyib bin Haji Muhammad Qasim. 15. Haji Muhammad bin Haji Muhammad Qasim. 16. Haji Zainal bin Lebai Darun. 17. Haji Abdur Rahman bin Qadi Haji Muhammad Sa`id. 18. Haji Qasim bin Mu’min. 19. Haji Muhammad Sa`id bin Mu’min. 20. Haji Muhammad Arsyad bin Qadi Haji Abdur Rahman. 21. Haji Hasan bin Mufti Haji Muhammad Sa`id. 22. Haji Abdur Rauf. 23. Haji Abdul Jalil bin Qadi Haji Muhammad Arsyad. 24. Haji Ahmad bin Abu Naim. 25. Haji Muhammad Arsyad bin Qadi Haji Abdur Rauf.

Aktiviti

Haji Jamaluddin bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari mendapat pendidikan Islam secara mendalam daripada ayahnya, Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. Selain sebagai Mufti Martapura, Haji Jamaluddin juga giat mengajar sama ada orang awam atau pun golongan istana kesultanan Banjar. Haji Jamaluddin, Mufti Martapura yang paling besar pengaruhnya pada masa pemerintahan Sultan Adam (1825 M – 1857 M), beberapa orang peneliti sejarah berpendapat bahawa Undang-Undang Sultan Adam (1251 H / 1835 M) adalah banyak dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan Mufti Haji Jamaluddin. Sebagai bukti pada Fasal 31, terdapat nama beliau, tertulis sebagai berikut, “Sekalian kepala-kepala jangan ada yang menyalahi pitua Haji Jamaluddin ini namun orang lain yang menyalahi apabila ikam tiada kawa manangat lekas-lekas bapadah kayah di aku.” Fasal 31 tersebut ditulis dengan sangat panjang. Menurut kertas kerja Abdurrahman S.H. (sekarang Hakim Agung Indonesia) tertulis dalam bahasa Banjar huruf Latin / Rumi ejaan lama, seperti huruf `u’ masih menggunakan `oe’. Abdurrahman S.H. juga mencantumkan dalam kertas kerjanya itu teks dalam bahasa Belanda. Beliau menyimpulkan Fasal 31 tersebut bahawa “tentang tata pemerintahan hanyalah bagian pertama saja sedang bagian akhir adalah mengenai nazar.” Selanjutnya Abdurrahman S.H. memberi komentar, “Tetapi yang penting di sini adalah suatu hal yang luar biasa bagi seorang ulama kalau fatwanya dimasukkan ke dalam salah satu pasal daripada undang-undang kerajaan sehingga mempunyai otoritas tersendiri sebagai hukum negara. Suatu hal yang jarang terjadi di mana-mana.”

Selain hal-hal yang tersebut di atas, Mufti Haji Jamaluddin al-Banjari adalah seolah-olah sebagai seorang pendamai perselisihan keluarga Diraja Banjar dan pemegang “Surat Wasiat Sultan Adam”. Dalam bulan Disember 1855 Sultan Adam menulis surat wasiat yang kandungannya bertujuan pengganti Sultan Adam sebagai sultan ialah Pangeran Hidayatullah. Kepada puteranya Pangeran Prabu Anom, dan cucunya Pangeran Tamjidillah diancam dengan hukuman mati, jika menghalangi surat wasiat itu. Surat Wasiat Sultan Adam yang tersebut juga dipegang oleh Mufti Haji Jamaluddin al-Banjari.

Penulisan

Karya Mufti Haji Jamaluddin al-Banjari yang paling terkenal di seluruh dunia Melayu ialah `Perukunan Jamaluddin’. Pada semua cetakan `Perukunan Jamaluddin’ dapat dipastikan bahawa kitab yang tersebut memang karya beliau. Namun masih ada pendapat yang mengatakan bahawa kitab tersebut adalah karya saudara perempuannya bernama Syarifah binti Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. Pendapat yang lain pula ada yang mengatakan adalah karya anak saudaranya yang bernama Fatimah. Pada pandangan saya, sebelum menghuraikan mengenai ini perlulah kita mengenali pelbagai versi kitab yang dinamakan Perukunan. Setelah kita mengenali pelbagai versi, barulah kita dapat menentukan pengarangnya. Ada yang dinamakan `Perukunan’ saja. Ada yang dinamakan Perukunan Jamaluddin. Ada yang dinamakan Perukunan Besar. Ada yang dinamakan Perukunan Melayu. Ada yang dinamakan Perukunan Jawa. Ada yang dinamakan Perukunan Sunda. Dan terakhir sekali ada yang dinamakan Perukunan Bugis. Tiga jenis `Perukunan’ yang terakhir Jawa,Sunda dan Bugis tidak perlu dibicarakan di sini kerana ketiga-tiganya hanyalah merupakan terjemahan saja daripada Perukunan Melayu. Terlebih dulu di bawah ini diambil data beberapa buah cetakan awal `Perukunan’ yang dinisbahkan sebagai karya Mufti Haji Jamaluddin al-Banjari, iaitu yang dicetak oleh Mathba’ah al-Miriyah al-Kainah, Mekah, 1315 H/1897 M. Pada kulit depan tertulis, “Ini kitab yang bernama Perukunan karangan asy-Syeikh al-`Alim Mufti Haji Jamaluddin ibnu al-Marhum al-`Alim al-Fadhil asy-Syeikh Muhammad Arsyad Mufti Banjari.” Karya Mufti Haji Jamaluddin al-Banjari yang lain, yang kurang diketahui umum, Bulugh al-Maram fi Takhalluf al-Muafiq fi al-Qiyam (1247 H/1831 M).

Wallahua'lam

Oleh WAN MOHD. SHAGHIR ABDULLAH

Muhammad Shahzuan Rafi
Pondok Usang Teratak Buruk
35000 Tapah The Blues 

Kata Sheikh Shamsuddin Al-Sumatrani



Sheikh Shamsuddin Al-Sumatrani:

"I’lam, ketahui olehmu bahwa (se)sungguhnya martabat wujud Allah itu tujuh martabat; pertama martabat ahadiyyah, kedua martabat wahdah, ketiga martabat wahidiyyah, keempat martabat alam arwah, kelima martabat alam mitsal, keenam martabt alam ajsam dan ketujuh martabat alam insan....

Maka ahadiyyah bernama hakikat Allah Ta’ala, martabat Dzat Allah Ta’ala dan wahdah itu bernama hakikat Muhammad, ia itu bernama sifat Allah, dan wahidiyyah bernama (hakikat) insan dan Adam ‘alaihi al-Salam dan kita sekalian, ia itu bernama asma Allah Ta’ala, maka alam arwah martabat (hakikat) segala nyawa, maka alam mitsal martabat (hakikat) segala rupa, maka alam ajsam itu martabat (hakikat) segala tubuh, maka alam insan itu martabat (hakikat) segala manusia. Adapun martabat ahadiyyah, wahdah dan wahidiyyah itu anniyyat Allah Ta’ala, maka alam arwah, alam mitsal alam ajsam dan alam insan itu martabat anniyyat al-makhluk....

Muhammad Shahzuan Rafi
Pondok Usang Teratak Buruk
35000 Tapah The Blues 

"MANAQIB SYEKH SAMMAN AL-MADANI AL-HASANI"



(Sang Pendiri Tarekat Sammaniyah & Penjaga Makam Rasulullah Saw.)

Nama beliau adalah Ghauts az-Zaman al-Waliy Quthb al-Akwan asy-Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani keturunan Sayyidina Hasan bin Sayyidina Ali dengan Sayyidah Fatimah az-Zahra binti Sayyidina Rasulullah Saw
Beliau adalah ulama besar dan wali agung berdarah Ahlul Bait Nabi beraqidah Ahlussunnah wal Jama’ah dengan Imam Asy’ari dalam bidang teologi atau aqidah, dan Imam asy-Syafi’i madzab fiqih furu’ ibadatnya, dan Imam Junaid al-Baghdadi dalam tasawufnya.
Beliau Ra. tinggal di Madinah menempati rumah yang pernah ditinggali Khalifah pertama, yakni Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq Ra. (seorang Shiddiq yang paling agung yang tiada bandingannya, kecuali para Anbiya wal Mursalin).
Guru mursyid beliau diantaranya adalah Sayyidina Syekh Musthafa Bakri, seorang wali agung dari Syiria, keturunan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq Ra. dari pihak ayah, sedangkan dari pihak ibu keturunan Sayyidina Husein Sibthi Rasulullah Saw.
Pangkat kewalian beliau adalah seorang Pamungkas para wali, yakni Ghauts Zaman, dan wali Quthb al-Akwan, yakni kewalian yang hanya bisa dicapai oleh para sadah yang dalam tiap periode 200 tahun sekali. Dan beliau adalah Khalifah Rasulullah pada zamannya.
Beliau banyak memiliki karomah yang tidak bisa dihitung jumlahnya, bahkan sampai saat inipun karamah itu terus ada. Karamah agung beliau adalah pangkat kewaliannya yang begitu agung. Beliau mendapat haq memberi syafaat 70.000 umat manusia masuk syurga tanpa hisab.
Diantara murid-murid beliau dari Indonesia yaitu:
1.      Quthb az-Zaman Syekh muhammad Arsyad al-Banjari
2.      Quthb al-Maktum Syekh Abul Abbas Ahmad at-Tijani (pendiri tarekat Tijani)
3.      Al-Quthb Syekh Abdussamad al-Palimbani
4.      Al-Quthb Syekh Abdul Wahab Bugis (menantu Syekh Arsyad al-Banjari)
5.      Al-Qutb Syekh Abdurrahman al-Batawi (kakek Mufti betawi dari pihak ibu Habib Utsman Betawi)
6.      Al-Quthb Syekh Dawud al-Fathani, dan lain-lain.
Dan diantara keagungan dan kemuliaan beliau yang amat banyak diantaranya adalah; semua murid beliau yang jumlahnya ribuan menempati maqam Quthb. Beliau menempati kemuliaan karena beliau berada pada jalan Rasulullah Saw. dan para sahabatnya, yakni Ahlussunnah wal Jama’ah.
Demikian lah kesuksesan Syekh Samman dalam mendidik ruhani murid-muridnya sehingga mereka yang berjumlah ribuan menempati maqam Quthb, apatah lagi Rasulullah Saw. dengan para murid-muridnya yakni para sahabat, tentu maqam kewaliannya sangat agung, karena mereka mendapat keistimewaan menyertai kekasihNya (Muhammad Saw.), dan apa-apa yang menjadi Nubuwat Rasulullah Saw. dalam kitab-kitab terdahulu, maka pasti menceritakan dan memuji para Qudus agung yang menyertai kekasihNya, yakni para sahabat Rasulullah Saw.
Al-Quthb al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi berkata: “Serendah-rendahnya martabat sahabat maka tidak akan bisa dicapai walau oleh 70 Imam Junaid al-Baghdadi”. Padahal Imam Junaid hidup pada zaman salaf dan menempati Sulthon al-Auliya pada zamannya.
Karena para sahabat ini adalah para wali agung, maka para ahli tasawwuf (Aswaja) sangat sopan dengan mereka, tidak menceritakan mereka kecuali kebaikan. Sehingga wajib hukumnya berprasangka baik dengan para Auliya. Lebih-lebih lagi para sahabat yang notabene adalah hasil didikan langsung Rasulullah Saw. yang menempati Shiddiq dalam kewalian.
Maka dari itu, ummat Islam Aswaja tidak akan membicarakan panjang lebar tentang pertikaian antar sahabat, baik itu antara Sayyidah Aisyah dengan Sayyidina Ali Kw, pada perang Jamal, maupun antara Sayyidina Ali Kw. pada satu pihak dengan Sayyidina Muawiyah Ra. pada pihak lain.
Kita kaum Aswaja tidak akan mengotori mulut kita dengan umpatan dan negatif thinking kepada mereka. Bahkan Khalifah Ali Kw. mengatakan seterunya saat itu bahwa antara beliau dengan Sayyidina Muawiyah adalah saudara seiman dan satu kalimat, hanya saja khilaf dalam penyelesaian pembunuhan Khalifah Utsman Ra. Bahkan beliau Kw. menyolatkan semua korban perang baik yang di pihak beliau maupun pihak Gubernur Damaskus saat itu.

Syekh Samman Al-Madani Al-Hasani (Pendiri Tarekat Sammaniyah)

Kemunculan Tarekat Sammaniyah bermula dari kegiatan sang tokoh pendirinya, yaitu Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Sammani al-Hasani ai-Madani al-Qadiri al-Quraisyi. Ia adalah seorang fakih, ahli hadits, dan sejarawan pada masanya. Dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 1132 Hijriyah atau bertepatan dengan tahun 1718 Masehi. Keluarganya berasal dari suku Quraisy.
Semula, ia belajar Tarekat Khalwatiyyah di Damaskus. Lama-kelamaan, ia mulai membuka pengajian yang berisi teknik dzikir, wirid, dan ajaran tasawuf lainnya. Ia menyusun cara pendekatan diri dengan Allah Swt. yang akhirnya disebut sebagai Tarekat Sammaniyah. Sehingga, ada yang mengatakan bahwa Tarekat Sammaniyah adalah cabang dari Khalwatiyyah.
Demi memperoleh ilmu pengetahuan, ia rela menghabiskan usianya dengan melakukan berbagai perjalanan. Beberapa negeri yang pernah ia singgahi untuk menimba ilmu diantaranya adalah Iran, Syam, Hijaz, dan Transoxiana (wilayah Asia Tengah saat ini). Diantara karya-karya tulis beliau adalah; Mujamu al-Masyayikh, Tazyil at-Tarikh Baghdad, dan Tarikh Marv.
Kemuliaan Syekh Muhammad Samman dikenal sebagai tokoh tarekat yang memiliki banyak karamah. Baik dari kitab Manaqib Syaikh al-Waliy asy-Syahir Muhammad Samman maupun Hikayat Syekh Muhammad Samman, keduanya mengungkapkan sosok Syekh Samman. Sebagaimana guru-guru besar tasawuf, Syekh Muhammad Samman terkenal akan kesalehan, kezuhudan, dan kekeramatannya. Konon, ia memiliki karamah yang sangat luar biasa.
“Ketika kaki diikat sewaktu di penjara, aku melihat Syekh Muhammad Samman berdiri di depanku dan marah. Ketika kupandang wajahnya, tersungkurlah aku dan pingsan. Setelah siuman, kulihat rantai yang melilitku telah terputus," kata Abdullah al-Basri. Padahal, kata seorang muridnya, ketika itu Syekh Samman berada di kediamannya sendiri.
Adapun perihal awal kegiatan Syekh Muhammad Samman dalam tarekat dan hakikat, menurut Kitab Manaqib, diperolehnya sejak bertemu dengan Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Suatu ketika, Syekh Muhammad Samman berkhalwat (menyendiri) di suatu tempat dengan memakai pakaian yang indah-indah. Pada waktu itu datanglah Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang membawakan pakaian jubah putih dan berkata: "Ini pakaian yang cocok untukmu." Ia kemudian memerintahkan Syekh Muhammad Samman agar melepas pakaiannya dan mengenakan  jubah putih yang dibawanya itu.
Konon, Syekh Muhammad Samman menutup-nutupi ilmunya sampai datanglah perintah dari Rasulullah Saw. untuk menyebarkannya kepada penduduk Kota Madinah.


Wasiat Syekh Samman Al-Madani Al-Hasani (Penjaga Makam Rasulullah Saw.)

Diantara wasiat yang diberikan Syekh Samman al-Madani adalah, berkata al-Imam al-Quthb al-Ghauts az-Zaman al-Waliy al-Quthb al-Akwan asy-Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani:
·         "Tidaklah aku diangkat Allah Swt. menjadi al-Waly al-Quthb al-Ghauts dan Quthb al-Akwan melainkan aku selalu rutin membaca doa; Allahummaghfir li-ummati sayyidina  Muhammad. Allahummarham li-ummati sayyidinina Muhammad. Allahummastur li-ummati sayyidina Muhammad. Allahummajbur  li-ummati sayyidina Muhammad Saw. 4X berturut-turut setelah selesai sholat Shubuh sebelum berkata-kata urusan dunia  dan dia istiqamah membacanya maka ia menempati martabat fadhilah Quthub.”
Maksud beliau memberikan amalan ini ialah agar kita selalu bersatu sesama ummat islam dan sebagai ummatnya Rasulullah Saw. janganlah ada iri dengki dan buruk sangka terhadap sesama sekalipun seseorang itu kelihatannya hina. Jadi membaca doa ini setelah sholat Shubuh dengan niatan mudah-mudahan semua ummat Rasulullah Saw. diampuni Allah Swt. Atas segala dosa, dimudahkan Allah Swt. tuk mengamalkannya dan dengan harapan semoga hati kita dibersihkan dari segala penyakit hati seperti riya, ujub, takabbur, sombong, iri, dengki, hasud, berperasangka buruk dan sifat-sifat buruk lainnya.
·    “Barangsiapa mengambil thariqah kepadaku dan mengamalkannya niscaya pasti ia akan mendapatkan rasa majdzub di dalam dunia (diambil oleh Allah Swt. aqalnya yang Basyariyyah diganti dengan aqal yang bersifat Rabbaniyah) yakni diambil oleh Allah akan rasa punya wujud dan sifat dan af’al diganti dengan rasa ‘adam mahdhah adam semata” yakni tiada punya wujud, sifat dan af’al melainkan hanya Allah Swt. yang punya wujud hakiki, minimal di saat sakaratul maut.”
·    “Perkataan aku ini seperti perkataan Sayyidi Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Barangsiapa yang menyerukan aku “Ya Samman” 3 kali ketika mendapat kesusahan, niscaya aku akan datang menolongnya.”
Syekh Samman al-Madani meninggal dunia pada hari Rabu 2 Dzulhijjah tahun 1189 H, dan dimakamkan di pemakaman Baqi’ bersandingan dengan maqam  para Istri Rasulullah. Para ualam mengatakan bahwa barangsiapa yang melazimkan membaca Manaqib Sayyidi Syekh Samman (Ratib Samman) berjamaah dengan orang banyak dan membaca al-Qur’an serta bertahlil kemudian bersedekah semampunya dan pahalanya dihadiahkan kepada Sayyidi Syekh Samman, niscaya ia akan dimudahkan rizqinya oleh Allah Swt.

Disarikan dari berbagai sumber.

Sya’roni as-Samfuriy, Indramayu 09 Muharram 1434 H

Muhammad Shahzuan Rafi
Pondok Usang Teratak Buruk
35000 Tapah The Blues 

TUAN GURU HAJI BIDIN



Tuan Guru Haji Bidin atau nama sebenarnya, Zainal Abidin bin Aman bin Mat Ali ialah seorang ulama yang terkenal di Terengganu. Beliau dilahirkan pada 1893 di Kampung Tasik, Wau, Ulu Dungun....

Ketika berusia 11 tahun, belia dihantar belajar dengan Haji Taib Hassan dan Ustaz Baki Awang di Kampung Sindol. Pada 1906, beliau memasuki Pondok Pulau Serai dan berguru dengan Tuan Guru Haji Yusof bin Lebai Isa selama enam tahun.Setelah itu beliau berhijrah pula ke Pondok Losong untuk berguru dengan Tuan Guru Haji Mat Shafie Losong yang terkenal itu. Dua tahun di pondok ini, pada 1914, Haji Bidin berpindah ke Kelantan kerana tertarik dengan kemasyhuran Tok Kenali. Beliau sempat berguru dengan Tok Kenali di Pondok Kenali sehingga 1926. Beliau sempat belajar bersama-sama Sheikh Idris Marbawi.Di samping itu, beliau berulang-alik ke Masjid Muhammadi kerana berguru dengan Tuan Guru Haji Ali Pulau Pisang dan Tuan Guru Haji Yaakub Legor. Di Pondok Kenali ini, Haji Bidin telah menjadi kepala telaah dan sempat mengajar Mufti Haji Ahmad Maher selama enam tahun....

Pengajian beliau tamat pada 1926 kerana Tok Kenali menyuruh beliau balik ke Dungun membuka pondok.Selepas beberapa ketika mengembara, sekitar 1927, Haji Bidin mula mengajar dan membuka pondok di Hulu Sungai Penaga. Ketika yang sama beliau telah dilantik menjadi Imam Muda Masjid Kampung Tengah, Kuala Dungun....

Tujuh tahun kemudian, Haji Bidin telah membuka pondok baru di satu kawasan yang dikenali sebagai Tanah Lot. Pada 1938, sebuah madrasah telah berjaya disiapkan sebagai tempat pengajian. Bagaimanapun, beliau kekal sebagai imam di Kampung Tengah sehingga 1951. Selepas bersara sebagai imam, Haji Bidin sekali lagi memindahkan pondoknya ke Sura Gate, dan mendirikan pusat pengajian yang dikenali sebagai Madrasah az-Zainiyah yang suraunya masih wujud hingga hari ini....

Haji Bidin, selain terkenal kerana alim dalam bidang agama dan menjadi imam di masjid, turut dihormati kerana memiliki keramat tertentu. Banyak cerita yang diriwayatkan tentang keramat yang dimiliki oleh beliau, antaranya tidak ditimpa hujan ketika menaiki perahu bersama kitab-kitabnya walau hujan sedang lebat. Pernah juga berlaku percubaan melanggar beliau dengan kereta, tetapi niat jahat itu terhalang kerana enjin kereta tersebut mati dan ia hanya boleh dihidupkan setelah orang tersebut memohon maaf kepadanya....

Beliau amat disegani oleh masyarakat di Dungun. Beliau juga dikenali sebagai seorang yang warak, lemah lembut, tidak pemarah dan tidak suka bercakap banyak. Beliau dikatakan mengikut perangai Tok Kenali....

Beliau meninggal dunia dalam bulan Ramadan pada 20 Ogos 1977 dan dikebumikan di perkuburan Syed Yahya, Dungun....

AL-FATIHAH....

Tuesday, February 19, 2019

Berfikir Sebelum Bersangka-Sangka



Syurga Neraka seseorang jelas bukan urusan kita sebagai manusia, tetapi bukankah Allah SWT dan Rasulullah saw telah menggambarkan ciri-ciri penghuni Syurga dan jua ciri-ciri penghuni Neraka, maka ada saatnya orang menasihati kita berpandukan dalil, bukan bermakna dia berniat nak kata kita ahli neraka, tetapi dia cuba fahamkan kita bahawa amalan yang kita buat itu menurut Ayat sekian, dan Hadith sekian, adalah perbuatan orang-orang yang melampaui batas dan dijanjikan Allah dosa yang besar buat mereka, malah jika tidak bertaubat sebelum ajal kunjung, maka harapan untuk di humban ke neraka jahanam amatlah besar, ini cerita dia, ngape bangang sangat sukar nak faham....

Tertegaknya Islam dengan dalil, tak kan kamu nak kata orang-orang yang menggunakan dalil Al-Quran dan Hadith sebagai rujukan perbuatan terkutuk kamu itu sebagai sesat dan membuat kenyataan semberono, akai mana akai....

Jika kita senang mendengar orang kata bahawasanya diri kita mempunyai ciri ahli syurga, maka kita jua harus berani mendengar bahawasanya diri kita mempunyai ciri ahli neraka, sebab selagi tiada yang menegur, maka sampai kesudahlah kita akan syok sendiri dengan kejahilan diri sendiri, bila dikatakan ciri tidak bermakna kita kata kamu ahli neraka, tapi tujuan kita nak kamu sedar dan cepat-cepat berubah ke arah lebih baik, biar cerdik sikit dalam memahami penyampaian, jangan hanya tahu rasa diri itu bagus, bodoh sombong ini adalah ciri orang yang sangat rugi, rugi di dunia dan rugi juga di akhirat....

Semoga ia bermanfaat buat diriku, diriku, diriku dan jua buat diri kalian semua....

-One Mysterious
14 J'Akhir 1440 / 19 February 2019
Pondok Usang Teratak Buruk
Tapah The Blues

#Faqir
#TitianPerjalanan
#KulluNafsinZaikatulMaut

Sunday, January 13, 2019

Stop Berdusta Atas Nama Rasulullah saw



Peringatan Keras Daripada al-Quran & al-Sunnah
Kepada Para Periwayat & Penyebar Hadith Palsu

Firman Allah Subhanahu-wa-Ta’ala : “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang berdusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia dengan tidak berdasarkan ilmu pengetahuan? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim....” -[Surah al-A’am : 144]

Firman Allah Subhanahu-wa-Ta’ala “Pada hari kiamat engkau akan melihat orang-orang yang berdusta terhadap Allah muka-muka mereka hitam....” -[Surah az-Zumar : 60]

Sabda Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam dalam salah satu khutbahnya yang dikhabarkan oleh Abu Qatadah radhiallahu-‘anhu:
“Aku mendengar Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam bersabda di atas mimbar ini: Hendaklah kamu sekalian menjauhi (daripada) terlalu banyak menyampaikan hadith daripada aku. Maka barangsiapa yang menyampaikan sesuatu (hadith) daripadaku – hendakah dia menyatakan yang sebenar-benarnya (sahih). Dan barangsiapa yang mengada-adakan dusta atas namaku padahal aku tidak (pernah) mengatakannya – maka hendaklah dia mengambil tempat duduknya di neraka....” -[Sunan Ibnu Majah – no: 035]

Sabda Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam : “Sesungguhnya berdusta ke atasku (menggunakan namaku) bukanlah seperti berdusta ke atas orang lain (menggunakan nama orang lain). Barangsiapa yang berdusta ke atasku dengan sengaja, maka siaplah tempat duduknya dalam neraka....” -[Diriwayatkan oleh al-Bukhari 1/439 dan Muslim 1/10. Hadith ini adalah mutawatir – Lihat : Ibn al-Salah, ‘Ulum al-Hadith, ms. 239]

Sabda Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam : “Jangan kamu berdusta ke atasku. Barangsiapa yang berdusta ke atasku maka dia masuk neraka....” -[Diriwayatkan oleh al-Bukhari 1/52 dan Muslim 1/10]

Sabda Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam: “Barangsiapa yang berbohong dengan menggunakan namaku maka dia telah menempah tempat duduknya dalam neraka....” -[Diriwayatkan oleh al-Bukhari – no: 1291 dan Muslim – no: 4]

Sabda Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam: “Barangsiapa yang menyebutkan sesuatu dariku sedangkan aku tidak pernah menyebutnya, maka dia telah menempah tempat duduknya di dalam neraka....” -[Diriwayatkan oleh al-Bukhari – no: 109]

Sabda Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam: “Akan ada pada akhir zaman umatku sekumpulan manusia bersifat seperti dajjal dan pembohong yang memberitahu kamu tentang hadith yang kamu tidak pernah mendengarnya dan juga tidak pernah didengari oleh bapa-bapa kamu. Janganlah mereka mendekati kamu dan janganlah kamu mendekati mereka. Janganlah mereka menyesatkan kamu dan menjatuhkan kamu ke dalam fitnah....” -[Diriwayatkan oleh Muslim dalam Sahihnya – no: 15]

Pernyataan Para ‘Ulama Hadith Mengenai Wajibnya Mengetahui Dan Menjelaskan Kedudukan Sanad Hadith Semasa Menyebarkannya

Adalah tidak dibolehkan seseorang itu menyebarkan sesebuah hadith yang tidak dapat dipastikan kedudukan sanadnya....

Al-Syu’aib al-Arna’uth berkata:
“Sesungguhnya seorang ulama hadith Syam, Badruddin al-Hasani telah berkata, tidak harus menyandarkan sesebuah hadith kepada Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam kecuali apabila dinyatakan kesahihannya oleh seorang huffaz yang dikenali. Sesiapa yang berkata, Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam telah bersabda, sedangkan dia tidak tahu kesahihan hadith tersebut dibimbangi dia termasuk dalam hadith yang menyebut: “Sesiapa yang berdusta ke atasku sesuatu yang aku tidak ucapkan, maka siap sedialah tempat duduknya dalam neraka....” -[Syu’aib al-Arna’uth, (nota kaki) Siyar A’lam al-Nubala’ 19/340]

Selain itu, al-Imam al-Thohawi (w321H):
“Sesiapa yang menyampaikan hadith daripada Rasulullah berdasarkan sangkaan (atau tidak pasti), bererti dia menyampaikan hadith daripada baginda secara tidak benar. Sesiapa yang menyampaikan hadith daripada baginda secara tidak benar bererti dia menyampaikan hadith daripada baginda secara batil. Sesiapa yang menyampaikan hadith daripada baginda secara batil (maka) dia berdusta ke atas baginda sebagaimana seorang pendusta hadith. Mereka termasuk dalam sabdanya Nabi shalallahu-‘alaihi-wasallam “Sesiapa yang berdusta ke atas aku maka dia mengambil tempat duduknya di dalam neraka....”.... Kami berlindung daripada Allah Ta’ala daripada sedemikian.... -[Musykil al-Atsar (diteliti oleh Muhammad ’Abd al Salah Syahin; Dar al Kutub al Ilmiah, Beirut, 1995) jilid 1, ms. 123]

Tegasnya, hendaklah seseorang itu terlebih dahulu mengetahui apakah sumber periwayatan serta kedudukan/status sanad hadith (sekadar mampu) tersebut sebelum menyampaikannya kepada orang....

Firman Allah Subhanahu-wa-Ta’ala:
“Dan (diharamkan-Nya) kamu mempersekutukan Allah dengan apa yang Allah tidak turunkan sebarang bukti (dalil yang membenarkannya) dan (diharamkan-Nya) kamu memperkatakan terhadap Allah sesuatu yang kamu tidak tahu....” -[Surah al’Araf : 33]

Menurut ‘Abdullah bin al-Mubarak, beliau berkata:
“Sanad itu adalah sebahagian daripada al-Din (agama). Kalaulah tidak kerana sanad, sesiapa pun akan bercakap apa sahaja yang dia mahu (sekalipun tidak benar)....” -[Riwayat Muslim 1/10]

Mungkin ada yang bertanya, apakah boleh menyandarkan sesuatu hadith yang sudah jelas kedudukan sanadnya sebagai palsu atau dha’if ke atas nama kemuliaan baginda Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam dengan alasan kerana inti matan atau teksnya mengandungi sesuatu pengertian yang baik?. Bagi menjawab persoalan ini, cukuplah rasanya penulis menukilkan perkataan Syaikh Jamaluddian al-Qasimi (w1322H) berikut sebagai penjelasan:
“Terdapat tujuan (yang sangat mustahak mengapa) para imam hadith menerangkan tentang sanad dan kelemahannya. Ia lebih besar daripada tujuan menggalakkan ibadah, puasa dan solat. Iaitu untuk membebaskan dan memelihara syariat yang suci daripada sebarang penambahan (atau perubahan). Ini merangkumi penambahan yang baik atau buruk. Apakah lagi keburukan yang lebih besar akan masuk ke dalam syariat yang suci ini daripada dibuka ruang untuk para pendusta mencipta apa sahaja yang mereka suka? Tanpa membezakan antara yang benar dan bohong? Kemudian, siapa yang sanggup namanya digunakan oleh penulis lain bagi membolehkan mereka menulis apa sahaja yang mereka sukai mengenai pemikiran atau perkataan, sekalipun ia (bermaksud) baik? Siapa pula yang menerima jika seseorang berdusta menggunakan nama menteri atau ketua dengan mengeluarkan sesuatu ketetapan atau edaran bersama dengan tanda tangannya? Bolehkah semua itu diterima dengan baik tanpa menganggapnya mempersendakan undang-undang, didenda atau sekurang-kurangnya dibantah? Siapa pula yang dapat bayangkan bahawa dia boleh mengada-adakan suatu perintah tertinggi dan menghebahkannya seakan-akan ia (suatu arahan yang sah) daripada sultan, namun (adakah) dia tidak dihukum (kerana berdusta ke atas nama sultan)? Jika demikian, siapa pula muslim yang dibenarkan untuk berdusta kepada Rasulullah?” -[Al-Qasim, Qawaid al-Tahdith, ms. 165]

Jelasnya, menyebarkan sesuatu hadith sekalipun dengan tujuan yang baik sedangkan telah jelas akan kelemahan atau kepalsuannya di sisi para ilmuan adalah tidak dibenarkan. Ini berdasarkan kepada sebuah hadith Rasulullah shalallahu-‘alaihi-wasallam:

“Sesiapa yang meriwayatkan satu hadith mengenaiku sedangkan dia mengetahui kepalsuannya maka dia tergolong (dalam kalangan) orang-orang yang berdusta....” -[Diriwayatkan oleh Muslim 1/222 – no :1]

Sebagai tambahan, elok rasanya penulis nukilkan pernyataan seorang ulama’ hadith terkemuka dalam mazhab Syafi’e iaitu Ibn Hibban ketika menghuraikan hadith “Cukuplah menjadi satu dosa bagi seseorang yang menceritakan segala yang dia dengari (tanpa mengkaji benar atau tidak)....” -[Diriwayatkan oleh Muslim – no: 5] di mana beliau telah berkata:

“Di dalam hadis ini terdapat larangan kepada sesiapa sahaja supaya tidak menyebut semua perkara (termasuk hadith) sehinggalah dia yakini itu adalah sahih....” -[Tamam al-Minnah Fi’ al-Ta’til ‘Ala’ Fiqh al-Sunnah – Syaikh al-Albani – kaedah no: 11]

Semoga mendapat manfaat, sebaiknya kita selidiki terlebih dahulu sanad sebuah hadis sebelum kita menyebarkannya, jika benar punyai sanad yang sahih dan hadis yang boleh dipercayai maka baru di sebarkan, tetapi jika was-was dan tiada sanad yang jelas, maka tinggalkan lah, kerana itu lebih baik, kerana kita sangat khuatiri jika kita termasuk dalam golongan yang diperkatakan Rasulullah saw di atas....

Sekian, Wabillahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Taala Wabarakatuh....

One Mysterious Generation Official 489
Wakaf 03 Pondok Highway, LRUS,
35000 Tapah The Blues